Presiden Rodrigo Duterte dilaporkan akan meminta perpanjangan darurat militer di Mindanao. (Reuters/Lean Daval Jr)
Permintaan itu tetap akan diajukan secara resmi kepada Kongres meski Duterte telah mendeklarasikan Marawi bebas dari ISIS pada pertengahan Oktober lalu.
Alasannya, kelompok bersenjata Maute yang menjadi dalang konflik di Marawi dan berafiliasi dengan ISIS diduga tengah memperkuat basis di Asia Tenggara dan merencanakan serangan baru di kota lain.
"Ada laporan intelijen yang mengatakan bahwa mereka berencana menyerang kota lainnya," kata sekretaris komunikasi kantor kepresidenan Filipina, Martin Andanar, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (11/12).
Andanar mengatakan darurat militer juga diperpanjang demi mengantisipasi potensi serangan pemberontak lainnya, terutama Maois.
Sebanyak 23 anggota Senat dan 296 anggota Dewan Perwakilan akan menggelar pemungutan suara terkait permintaan Duterte dalam sidang.
Waktu persidangan itu sejauh ini masih belum dikonfirmasi. Namun, diketahui bahwa mereka dijadwalkan masuk ke masa reses mulai 16 Desb 2017 hingga 14 Januari 2018.
Sekitar 1.000 orang termasuk tentara, teroris, dan warga sipil tewas selama perang lima bulan antara militer dan pemberontak Maute di Marawi.
Bentrokan dipicu saat militer mencoba menangkap Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf yang digadang sebagai emir ISIS di Asia Tenggara, pada 23 Mei lalu.
Credit cnnindonesia.com