Otoritas Bangladesh melacak keberadaan kerabat
Akayed Ullah, warga negara mereka yang disebut aparat AS sebagai pelaku
teror ledakan New York, Senin (11/12). (New York City Taxi and
Limousine Commission/Handout via Reuters)
"Kepolisian mencari keluarganya,tapi sejauh ini polisi belum bisa melacak mereka," ujar Abul Khair Nadim, Ketua Dewan Uni Musapur, badan pemerintah lokal Chittagong, tempat asal keluarga Ullah.
Kepala kepolisian Bangladesh mengatakan kepada Reuters bahwa Ullah terakhir kali berkunjung ke negara itu pada September lalu. Selama ini, Ullah tak punya rekam jejak kriminal di tanah airnya tersebut.
Di Brooklyn, Ullah tinggal bersama ibu, satu saudari, dan kedua saudara laki-lakinya berkat green card.
Reuters berhasil menghubungi salah satu sepupu Akayed, Ahmad Ullah. Menurutnya, ayah Akayed sendiri sudah pindah ke Dhaka beberapa tahun lalu.
Ahmad mengatakan, ayah Akayed meninggal sekitar lima tahun lalu. Setelah itu, Akayed menempuh pendidikan di Bangladesh sebelum pindah ke AS.
Nama Ullah menjadi sorotan setelah otoritas AS mengonfirmasi bahwa Akayed merupakan pelaku yang meledakkan bom di koridor pejalan kaki antara Times Square dan Terminal Bus Otoritas Pelabuhan New York saat jam sibuk.
Akibat aksi Ullah tersebut, tiga orang terluka. Tak lama setelah itu, Wali Kota New York, Bill de Blasio, langsung menyebut insiden tersebut sebagai upaya serangan teroris.
Bangladesh pun langsung merilis pernyataan yang berbunyi, "Seorang teroris adalah teroris, tak peduli etnis atau agamanya, dan harus diadili."
Credit cnnindonesia.com
Bangladesh Interogasi Istri Pelaku Teror Ledakan New York
Suasana di sekitar lokasi ledakan tak lama
setelah Akayed Ullah menjalankan aksinya pada Senin (11/12).
(Reuters/Brendan McDermid)
"Kami sudah menemukan istri dan keluarga iparnya di Dhaka. Kami mewawancarai mereka," ujar seorang polisi yang enggan diungkap identitasnya kepada Reuters, Selasa (12/12).
Meski demikian, dua pejabat anonim kepolisian menolak untuk memberikan keterangan lebih lanjut karena tak mengantongi izin.
Mereka hanya mengatakan, istri dari Ullah tersebut memiliki seorang bayi laki-laki yang masih berusia enam bulan.
Aparat dapat melacak keberadaan istri dan anak Ullah ini dari keterangan sepupu pelaku bom tersebut, Emdad Ullah.
Menurut Emdad, keluarga Ullah awalnya tinggal di Chittagong, tapi kemudian pindah ke Dhaka beberapa tahun lalu.
Sebelumnya, salah satu sepupu lainnya, Ahmad Ullah, mengatakan bahwa ayah Akayed meninggal sekitar lima tahun lalu. Setelah itu, Akayed menempuh pendidikan di Bangladesh sebelum pindah ke AS.
Nama Ullah menjadi sorotan setelah otoritas AS mengonfirmasi bahwa Akayed merupakan pelaku yang meledakkan bom di koridor pejalan kaki antara Times Square dan Terminal Bus Otoritas Pelabuhan New York saat jam sibuk.
Akibat aksi Ullah tersebut, tiga orang terluka. Tak lama setelah itu, Wali Kota New York, Bill de Blasio, langsung menyebut insiden tersebut sebagai upaya serangan teroris.
Bangladesh pun langsung merilis pernyataan yang berbunyi, "Seorang teroris adalah teroris, tak peduli etnis atau agamanya, dan harus diadili."
Credit cnnindonesia.com