"Lebanon akan mendapatkan enam helikopter
MD530G, enamp esawat pengintai Scan Eagle, dan peralatan komunikasi
serta penglihatan malam di bawah program baru tersebut," kata Duta Besar
AS untuk Lebanon Elizabeth Richard setelah bertemu dengan Perdana
Menteri Lebanon Saad al-Hariri pada Rabu(13/12).
AS berharap dengan bantuan militer tersebut,
tentara Lebanon dapat memperkuat kemampuan dan pertahanannya. Tak hanya
untuk melawan kelompok teroris, tapi juga mencegah penyebaran kekerasan
di perbatasan negara tersebut dengan Suriah.
Dalam 10 tahun terakhir, AS telah mengucurkan
bantuan dana lebih dari 1,5 miliar dolar untuk Angkatan Bersenjata
Lebanon. Washington memang memiliki kepentingan di Lebanon, yakni
menghentikan pengaruh kelompok Hizbullah yang didukung Iran. AS telah
menganggap kelompok tersebut sebagai kelompok teroris.
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri telah
meminta Hizbullah bersikap netral dan tidak mencampuri konflik di
kawasan Arab. Pernyataannya inimenyinggung Hizbullah yang dianggap berkontribusi dalam beberapa konflik yang saat ini tengah berlangsung di wilayah Arab.
"Saya tidak menginginkan sebuah partai
politik di pemerintahan saya yang mengganggu negara-negara Arab terhadap
negara-negara Arab lainnya," ujarnya.
Hariri mengancam akan mengundurkan diri dari
jabatannya bila Hizbullah tidak mematuhi permintaannya. Hal ini
sebelumnya pernah ia lakukan ketika tengah berada di Arab Saudi pada
awal November lalu. Namun, Hariri memutuskan membatalkan pengunduran
dirinya setelah berdialog dengan Presiden Lebanon Michel Aoun, yang juga
tokoh Hizbullah.
Credit REPUBLIKA.CO.ID