Kamis, 07 September 2017

Korut: Tidak Ada yang Berhak Usik Program Nuklir Kami


Korut: Tidak Ada yang Berhak Usik Program Nuklir Kami 
Ilustrasi rudal Korut. (KCNA/via Reuters)


Jakarta, CB -- Korea Utara mengatakan tidak ada satu pun pihak yang berhak mengusik senjata nuklir negaranya, setelah Amerika Serikat berupaya mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjatuhkan sanksi baru terhadap Pyongyang.

"Tidak ada yang berhak mengusik uji coba bom hidrogen H untuk rudal antarbenua (ICBM) kami karena ini adalah proses rutin yang tidak terpisahkan dari strategi pertahanan diri yang telah kami pilih untuk keamanan negara," ujar juru bicara menteri luar negeri Korut saat diwawancarai media corong pemerintahnya, KCNA, Rabu (6/9).

Juru bicara itu mengatakan, upaya ini hanya merupakan kamuflase AS yang sebenarnya adalah penyebab utama meningkatnya ketegangan di kawasan.

"[Sanksi] hanyalah upaya menyembunyikan warna asli AS yang di sini adalah penyebab utama meningkatnya ketegangan dan ancaman nuklir di kawasan," ucapnya.


Juru bicara tersebut kemudian mengatakan, selama ini AS hanya memanfaatkan isu pengembangan nuklir Korut untuk mencemarkan nama baik Pyongyang.

"AS sedang berupaya keras mencemarkan nama baik Korut dengan memanfaatkan upaya kami yang tengah mengembangkan senjata nuklir defensif," ujar juru bicara tersebut.

Korut pun bersumpah negaranya akan merespons dengan "serangan balasan" untuk setiap sanksi baru yang akan dijatuhkan pada Pyongyang.

"Kami akan merespons sanksi dan tekanan AS yang kejam dengan serangan balasan. AS bertanggung jawab penuh atas semua konsekuensi dan bencana di masa mendatang," katanya.

AS bersama sejumlah negara lainnya memang tengah mendorong PBB untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap rezim Kim Jong-un untuk merespons uji coba nuklir keenam Korut pada akhir pekan lalu. 


Presiden Rusia Vladimir Putin--salah satu sekutu dekat Kim Jong-un setelah China, pun ikut mengecam uji coba nuklir Korut tersebut dengan mengatakan progam senjata itu bisa menimbulkan bencana global.

Meski begitu, Putin masih mengutamakan jalan damai dan diplomatik untuk menyelesaikan krisis nuklir Korut tersebut.




Credit  cnnindonesia.com