LOS ANGELES
- Warga Hawaii dan California, Amerika Serikat (AS), menerima
pemberitahuan untuk siaga dari potensi serangan nuklir Korea Utara
(Korut) seiring dengan memanasnya ketegangan kedua negara. Pemberitahuan
itu sudah muncul sejak awal pekan ini.
Di Hawaii, pemerintah negara bagian telah menyarankan penduduk untuk bersiap menghadapi serangan karena dampaknya bisa memicu tsunami yang menerjang sejumlah pulau di wilayah tersebut.
Gene Ward, seorang pejabat perwakilan Negara Bagian Hawaii, mengatakan bahwa dia tidak ingin menjadi ”alarmis”, tapi ingin agar orang-orang dipersiapkan. Surat kabar lokal melaporkan, para pejabat telah melakukan pertemuan tertutup untuk membahas kemungkinan dampak serangan nuklir dari rezim Kim Jong-un, penguasa Korut.
Ward melanjutkan, orang-orang muda Hawaii mungkin khawatir karena berbicara tentang tempat penampungan dan latihan yang mereka hadapi. “Ini mungkin lebih nyata bagi generasi muda,” katanya. Namun, Washington Post melaporkan semalam (27/9/2017), bahwa warga di kepulauan tersebut tidak panik.
Persiapan menghadapi tsunami dan badai bukanlah hal baru bagi orang Hawaii dengan persiapan persediaan makanan, air dan kebutuhan medis darurat selama tujuh hari. Namun, terkait pemberitahuan untuk mengantisipasi serangan nuklir Pyongyang, warga diberitahu agar menyediakan berbagai kebutuhan itu dalam jumlah dua kali lipat.
Surat kabar Honolulu Civil Beat memperoleh salinan dokumen pertemuan tertutup para pejabat. ”Tingkatkan proses notifikasi peluncuran rudal antara Komando Pasifik AS dan Titik Peringatan Negara,” bunyi judul salah satu bab dokumen yang dari pertemuan pejabat.
”Publikasikan kompetisi rudal balistik baru hingga rencana operasi darurat negara bagian,” bunyi bab lain dari dokumen tersebut.
Hawaii akan mulai menguji sistem peringatan sirene pada bulan November mendatang. Alarm ini akan memberi orang sekitar 12 sampai 15 menit untuk sampai ke tempat yang aman, setelah itu mereka diharuskan tinggal di dalam rumah selama 48 sampai 72 jam.
Hawaii sendiri tidak memiliki tempat penampungan umum untuk saat ini. Dalam dokumen tersebut muncul daftar yang kerap ditanyakan, yakni perkiraan korban manusia berdasarkan ukuran hasil teknologi senjata nuklir Korut.
Sementara itu, di California para pejabat setempat didesak untuk membiasakan diri dengan rencana tanggap darurat dari dampak nuklir. Desakan ini dikeluarkan oleh Pusat Intelijen Regional Los Angeles dalam sebuah memo setebal 16 halaman.
Laporan terbitnya memo itu pertama kali diterbitkan oleh Foreign Policy pada hari Senin lalu. Memo itu mengacu pada uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut yang berpotensi menjangkau Pantai Barat AS. ”Jika terjadi serangan, hal itu akan menyebabkan korban yang sangat buruk dan kerusakan infrastruktur yang kritis,” bunyi memo untuk para pejabat California.
Di Hawaii, pemerintah negara bagian telah menyarankan penduduk untuk bersiap menghadapi serangan karena dampaknya bisa memicu tsunami yang menerjang sejumlah pulau di wilayah tersebut.
Gene Ward, seorang pejabat perwakilan Negara Bagian Hawaii, mengatakan bahwa dia tidak ingin menjadi ”alarmis”, tapi ingin agar orang-orang dipersiapkan. Surat kabar lokal melaporkan, para pejabat telah melakukan pertemuan tertutup untuk membahas kemungkinan dampak serangan nuklir dari rezim Kim Jong-un, penguasa Korut.
Ward melanjutkan, orang-orang muda Hawaii mungkin khawatir karena berbicara tentang tempat penampungan dan latihan yang mereka hadapi. “Ini mungkin lebih nyata bagi generasi muda,” katanya. Namun, Washington Post melaporkan semalam (27/9/2017), bahwa warga di kepulauan tersebut tidak panik.
Persiapan menghadapi tsunami dan badai bukanlah hal baru bagi orang Hawaii dengan persiapan persediaan makanan, air dan kebutuhan medis darurat selama tujuh hari. Namun, terkait pemberitahuan untuk mengantisipasi serangan nuklir Pyongyang, warga diberitahu agar menyediakan berbagai kebutuhan itu dalam jumlah dua kali lipat.
Surat kabar Honolulu Civil Beat memperoleh salinan dokumen pertemuan tertutup para pejabat. ”Tingkatkan proses notifikasi peluncuran rudal antara Komando Pasifik AS dan Titik Peringatan Negara,” bunyi judul salah satu bab dokumen yang dari pertemuan pejabat.
”Publikasikan kompetisi rudal balistik baru hingga rencana operasi darurat negara bagian,” bunyi bab lain dari dokumen tersebut.
Hawaii akan mulai menguji sistem peringatan sirene pada bulan November mendatang. Alarm ini akan memberi orang sekitar 12 sampai 15 menit untuk sampai ke tempat yang aman, setelah itu mereka diharuskan tinggal di dalam rumah selama 48 sampai 72 jam.
Hawaii sendiri tidak memiliki tempat penampungan umum untuk saat ini. Dalam dokumen tersebut muncul daftar yang kerap ditanyakan, yakni perkiraan korban manusia berdasarkan ukuran hasil teknologi senjata nuklir Korut.
Sementara itu, di California para pejabat setempat didesak untuk membiasakan diri dengan rencana tanggap darurat dari dampak nuklir. Desakan ini dikeluarkan oleh Pusat Intelijen Regional Los Angeles dalam sebuah memo setebal 16 halaman.
Laporan terbitnya memo itu pertama kali diterbitkan oleh Foreign Policy pada hari Senin lalu. Memo itu mengacu pada uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut yang berpotensi menjangkau Pantai Barat AS. ”Jika terjadi serangan, hal itu akan menyebabkan korban yang sangat buruk dan kerusakan infrastruktur yang kritis,” bunyi memo untuk para pejabat California.
Namun para pejabat di Los Angeles mengatakan bahwa memo tersebut hanyalah sebuah pengingat dan usaha yang serupa dengan memo lain untuk menghadapi gempa bumi dan bencana lainnya.
Laporan tersebut juga mengutip satu skenario di mana sebuah bom nuklir meledak di Long Beach, sekitar 25 mil selatan Los Angeles. Skenario itu mencakup risiko radiasi dan perkiraan korban jiwa antara 60.000 hingga 3 juta orang.
Credit sindonews.com