Jakarta (CB) - Organisasi kemanusiaan Indonesia, Aksi
Cepat Tanggap (ACT), menyampaikan rencana untuk memulai pembangunan
1.000 hunian sementara untuk pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh
pekan depan.
"Setelah mengirim bantuan pangan, kami akan meluncurkan 1.000 shelter, bukan plastik atau tenda, tetapi membangun rumah yang nyaman," kata Presiden ACT Ahyudin di Jakarta, Rabu.
Ahyudin mengatakan 1.000 hunian sementara tersebut akan dibagi dalam 10 blok pengungsian dengan masjid dan madrasah di masing-masing blok.
Sekitar 500 unit hunian sementara, menurut dia, akan diprioritaskan untuk anak yatim dan piatu yang kehilangan orangtua saat berusaha mengungsi ke Bangladesh.
Untuk membangun hunian sementara itu, Ahyudin mengatakan, ACT telah menyiapkan dana Rp25 miliar sumbangan rakyat Indonesia untuk Rohingya.
Ahyudin menuturkan pembangunan hunian sementara akan dimulai Senin pekan depan dan diperkirakan bisa selesai dalam tiga bulan.
ACT, ia menjelaskan, akan memanfaatkan tenaga lokal karena tidak mungkin membawa tenaga dari Indonesia untuk mengerjakannya di Bangladesh.
"Setelah pangan dialirkan, lalu perumahan, dilanjutkan dengan pendidikan. Kami akan bikin madrasah dan membuat pasar agar tidak selamanya bergantung pada bantuan," kata Ahyudin.
Pada Kamis (21/9), Indonesia telah mengirim 2.000 ton beras menggunakan kapal kemanusiaan dari Terminal Petikemas Surabaya. Itu merupakan bantuan kemanusiaan terbesar dari Indonesia untuk Rohingya.
"Setelah mengirim bantuan pangan, kami akan meluncurkan 1.000 shelter, bukan plastik atau tenda, tetapi membangun rumah yang nyaman," kata Presiden ACT Ahyudin di Jakarta, Rabu.
Ahyudin mengatakan 1.000 hunian sementara tersebut akan dibagi dalam 10 blok pengungsian dengan masjid dan madrasah di masing-masing blok.
Sekitar 500 unit hunian sementara, menurut dia, akan diprioritaskan untuk anak yatim dan piatu yang kehilangan orangtua saat berusaha mengungsi ke Bangladesh.
Untuk membangun hunian sementara itu, Ahyudin mengatakan, ACT telah menyiapkan dana Rp25 miliar sumbangan rakyat Indonesia untuk Rohingya.
Ahyudin menuturkan pembangunan hunian sementara akan dimulai Senin pekan depan dan diperkirakan bisa selesai dalam tiga bulan.
ACT, ia menjelaskan, akan memanfaatkan tenaga lokal karena tidak mungkin membawa tenaga dari Indonesia untuk mengerjakannya di Bangladesh.
"Setelah pangan dialirkan, lalu perumahan, dilanjutkan dengan pendidikan. Kami akan bikin madrasah dan membuat pasar agar tidak selamanya bergantung pada bantuan," kata Ahyudin.
Pada Kamis (21/9), Indonesia telah mengirim 2.000 ton beras menggunakan kapal kemanusiaan dari Terminal Petikemas Surabaya. Itu merupakan bantuan kemanusiaan terbesar dari Indonesia untuk Rohingya.
Credit antaranews.com