ANKARA
- Presiden Turki Tayyip Erdogan menuding Presiden Kurdi Irak, Masoud
Barzani telah melakukan pengkhianatan terhadap pemerintah Irak. Tudingan
ini dilontarkan karena Barzani menggelar referendum kemerdekaan dan
memperingatkan bahwa warga Kurdi Irak akan kelaparan saat Turki
melakukan blokade secara menyeluruh.
Pernyataan ini merupakan pernyataan paling keras yang dilontarkan Erdogan tentang referendum di wilayah Kurdi Irak. Turki melihat pemungutan suara tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional dan khawatir hal ini akan mengobarkan separatisme di antara penduduk Kurdi sendiri.
"Sampai saat terakhir, kami tidak mengharapkan Barzani melakukan kesalahan, seperti mengadakan referendum. Tapi, tampaknya kami salah. Keputusan referendum ini, yang telah diambil tanpa konsultasi, adalah pengkhianatan," ucap Erdogan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (26/9).
Komisi Pemilihan Kurdi Irak menuturkan, 72 persen warga Kurdi Irak memutuskan untuk terlibat dalam referendum kemerdekaan. Berdasarkan perhitungan semantara, mayoritas warga memilih untuk merdeka dari Irak. Proses penghitungan suara diprediksi akan selesai dalam kurun waktu tiga hari ke depan.
"Hasil referendum diperkirakan akan diketahui tiga hari mendatang. Sekitar 3.305.000 orang memberikan suara mereka, terhitung 72% dari pemilih yang memenuhi syarat," kata juru bicara Komisi Pemilihan KRG, Shirwan Zirar.
Pernyataan ini merupakan pernyataan paling keras yang dilontarkan Erdogan tentang referendum di wilayah Kurdi Irak. Turki melihat pemungutan suara tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional dan khawatir hal ini akan mengobarkan separatisme di antara penduduk Kurdi sendiri.
"Sampai saat terakhir, kami tidak mengharapkan Barzani melakukan kesalahan, seperti mengadakan referendum. Tapi, tampaknya kami salah. Keputusan referendum ini, yang telah diambil tanpa konsultasi, adalah pengkhianatan," ucap Erdogan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (26/9).
Komisi Pemilihan Kurdi Irak menuturkan, 72 persen warga Kurdi Irak memutuskan untuk terlibat dalam referendum kemerdekaan. Berdasarkan perhitungan semantara, mayoritas warga memilih untuk merdeka dari Irak. Proses penghitungan suara diprediksi akan selesai dalam kurun waktu tiga hari ke depan.
"Hasil referendum diperkirakan akan diketahui tiga hari mendatang. Sekitar 3.305.000 orang memberikan suara mereka, terhitung 72% dari pemilih yang memenuhi syarat," kata juru bicara Komisi Pemilihan KRG, Shirwan Zirar.
Credit sindonews.com