CB, Jakarta - Gunung es baru seluas 100 mil (160 kilometer), sekitar panjang jarak Jakarta-Bandung, muncul dari Pine Island Glacier di Antartika. Penampakan gunung es tersebut diambil dari gambar satelit pada akhir pekan ini. Fenomena ini berpengaruh pada kenaikan permukaan air laut di masa depan.
Pine Island Glacier (PIG) adalah gletser yang paling
cepat mencair di Antartika. Gletser ini bertanggungjawab atas seperempat
es yang hilang di Benua Antartika dan menghasilkan 45 miliar ton es
setiap tahunnya.
Gambar satelit yang diambil pada 23-24 September itu menunjukan celah perairan terbuka alias retakan yang muncul di antara lapisan dan gunung es. Panjang retakan tersebut ukurannya mencapai 103 mil persegi atau 267 kilometer persegi.
Pada hari Sabtu, spesialis observasi satelit Stef Lhermitte di Delft University of Technology di Belanda memposting gambar Satelit Sentinel1 tentang gunung es PIG yang baru. Daerah luasan PIG mencakup sekitar 10 persen es dari Antartika barat. Ini merupakan fitur geologi penting yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut.
Kejadian tersebut merupakan ice calving (pemunculan es) terbesar ketiga dalam empat tahun terakhir setelah sebelumnya pada 2013 seluas 252 mil persegi (652 kilometer persegi) dan 2015 dengan 225 mil persegi (582 kilometer persegi). Ice calving merupakan pemecahan potongan es dari tepi gletser yang disebabkan oleh gletser yang berkembang.
Christopher A. Shuman, seorang ilmuwan riset di Laboratorium Ilmu Cryospheric di NASA Goddard Space Flight Center, seperti dilansir laman berita Gizmodo, mengkonfirmasi kejadian ini. Shuman mengatakan bahwa kejadian ini bukanlah pertanda bagus dan menyebabkan kerugian yang sama besarnya pada 2013.
Shuman menegaskan bahwa perpecahan itu terbentuk di tengah gletser dan memanjang ke arah tepinya. "Ini berarti perpecahan terbentu hingga ke dalam, kemungkinan karena penggalian air laut terhadap dasar gletser," ujarnya.
Hal itu menjelaskan menipisnya PIG hingga empat kali lipat sejak pertengahan 1990-an. Jika tingkat penipisan ini terus berlanjut, seluruh batang utama gletser bisa mengapung dalam waktu sekitar 100 tahun.
Gambar satelit yang diambil pada 23-24 September itu menunjukan celah perairan terbuka alias retakan yang muncul di antara lapisan dan gunung es. Panjang retakan tersebut ukurannya mencapai 103 mil persegi atau 267 kilometer persegi.
Pada hari Sabtu, spesialis observasi satelit Stef Lhermitte di Delft University of Technology di Belanda memposting gambar Satelit Sentinel1 tentang gunung es PIG yang baru. Daerah luasan PIG mencakup sekitar 10 persen es dari Antartika barat. Ini merupakan fitur geologi penting yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut.
Kejadian tersebut merupakan ice calving (pemunculan es) terbesar ketiga dalam empat tahun terakhir setelah sebelumnya pada 2013 seluas 252 mil persegi (652 kilometer persegi) dan 2015 dengan 225 mil persegi (582 kilometer persegi). Ice calving merupakan pemecahan potongan es dari tepi gletser yang disebabkan oleh gletser yang berkembang.
Christopher A. Shuman, seorang ilmuwan riset di Laboratorium Ilmu Cryospheric di NASA Goddard Space Flight Center, seperti dilansir laman berita Gizmodo, mengkonfirmasi kejadian ini. Shuman mengatakan bahwa kejadian ini bukanlah pertanda bagus dan menyebabkan kerugian yang sama besarnya pada 2013.
Shuman menegaskan bahwa perpecahan itu terbentuk di tengah gletser dan memanjang ke arah tepinya. "Ini berarti perpecahan terbentu hingga ke dalam, kemungkinan karena penggalian air laut terhadap dasar gletser," ujarnya.
Hal itu menjelaskan menipisnya PIG hingga empat kali lipat sejak pertengahan 1990-an. Jika tingkat penipisan ini terus berlanjut, seluruh batang utama gletser bisa mengapung dalam waktu sekitar 100 tahun.
Credit tempo.co