Jakarta - Tahun ini, tingkat es laut di Antartika
mengalami penurunan drastis. Menurut para ahli, tingkat penurunan es
tersebut tidak ada kaitannya dengan perubahan iklim, sebagaimana
dilaporkan The Guardian.
Berdasarkan kejadian tersebut, lebih dari 60 ahli meteorologi dan ilmuwan seluruh dunia mengadakan pertemuan selama seminggu di Hobart, Tasmania, untuk memahami perubahan es di benua beku itu.
Dr Jan Lieser dari Antarctic Climate and Ecosystems Cooperative Research Centre, mengatakan telah terjadi peningkatan variabilitas es laut Antartika selama beberapa tahun terakhir.
Pada bulan Maret lalu, terdapat laporan mengenai turunnya cakupan es menjadi 2,075 juta kilometer persegi, terendah sejak pengamatan satelit tahun 1979. Sedangkan rekor tertinggi dipecahkan tiga tahun sebelumnya dengan cakupan lebih dari 20 juta kilometer persegi es.
Lieser mengatakan, suhu permukaan laut yang meningkat dapat menjadi penyebab mencairnya es, namun juga dapat membantu es untuk membeku kembali.
"Suhu yang meningkat mengurangi permukaan es laut tapi ada juga mekanisme lain," katanya. "Peningkatan suhu meningkatkan lelehan di bawah dataran - yang meningkatkan keseimbangan air tawar samudera. Air segar lebih mudah membeku di permukaan, yang akan kembali meningkatkan es."
The International Ice Charting Working Group Tasmanian melakukan pertemuan untuk memetakan dan meramalkan perubahan suhu tersebut dengan lebih baik, untuk membantu pelayaran di kutub.
Perubahan tingkat es laut di Antartika menyebabkan meningkatnya jumlah turis dan kapal penelitian mengunjungi benua beku tersebut. Manajer operasi Divisi Antartika Australia, Robb Clifton, mengatakan jumlah dan lokasi es laut berperan besar dalam perencanaan perjalanan musim panas.
Ketua kelompok kerja dan direktur Institut Meteorologi Denmark, Marianne Thyrring, mengatakan, diperlukan lebih banyak data dari Antartika untuk mengidentifikasi kejadian ini.
Berdasarkan kejadian tersebut, lebih dari 60 ahli meteorologi dan ilmuwan seluruh dunia mengadakan pertemuan selama seminggu di Hobart, Tasmania, untuk memahami perubahan es di benua beku itu.
Dr Jan Lieser dari Antarctic Climate and Ecosystems Cooperative Research Centre, mengatakan telah terjadi peningkatan variabilitas es laut Antartika selama beberapa tahun terakhir.
Pada bulan Maret lalu, terdapat laporan mengenai turunnya cakupan es menjadi 2,075 juta kilometer persegi, terendah sejak pengamatan satelit tahun 1979. Sedangkan rekor tertinggi dipecahkan tiga tahun sebelumnya dengan cakupan lebih dari 20 juta kilometer persegi es.
Lieser mengatakan, suhu permukaan laut yang meningkat dapat menjadi penyebab mencairnya es, namun juga dapat membantu es untuk membeku kembali.
"Suhu yang meningkat mengurangi permukaan es laut tapi ada juga mekanisme lain," katanya. "Peningkatan suhu meningkatkan lelehan di bawah dataran - yang meningkatkan keseimbangan air tawar samudera. Air segar lebih mudah membeku di permukaan, yang akan kembali meningkatkan es."
The International Ice Charting Working Group Tasmanian melakukan pertemuan untuk memetakan dan meramalkan perubahan suhu tersebut dengan lebih baik, untuk membantu pelayaran di kutub.
Perubahan tingkat es laut di Antartika menyebabkan meningkatnya jumlah turis dan kapal penelitian mengunjungi benua beku tersebut. Manajer operasi Divisi Antartika Australia, Robb Clifton, mengatakan jumlah dan lokasi es laut berperan besar dalam perencanaan perjalanan musim panas.
Ketua kelompok kerja dan direktur Institut Meteorologi Denmark, Marianne Thyrring, mengatakan, diperlukan lebih banyak data dari Antartika untuk mengidentifikasi kejadian ini.
Credit tempo.co