Bom meletus dalam pemakaman seorang
pemrotes yang tewas di ibukota Afghanistan sehari sebelumnya ketika
demonstrasi anti-pemerintah. (REUTERS/Omar Sobhani)
Jakarta, CB --
Tujuh orang tewas dan 119 lainnya luka-luka pada
hari Sabtu (6/3) saat bom meletus dalam pemakaman seorang pemrotes yang
tewas di ibukota Afghanistan sehari sebelumnya ketika demonstrasi
anti-pemerintah.
Seorang saksi mata mengatakan kepada CNN bahwa tiga ledakan besar terjadi saat pemakaman Salem Izadyar, putra Mohammad Alam Izadyar, wakil ketua pertama Senat Afghanistan.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dengan cepat mengutuk serangan tersebut dan menyatakan, "Pelecehan yang dilakukan Sabtu untuk para pelayat yang mengubur martir," katanya di Twitter.
"Negara diserang, kita harus kuat dan bersatu."
Menurut sebuah pernyataan, Taliban membantah terlibat dalam serangan pemakaman tersebut.
Anggota parlemen dan pejabat tinggi pemerintah menghadiri pemakaman tersebut. Kepala eksekutif pemerintah, Dr. Abdullah Abdullah, men-tweet bahwa dia tidak terluka.
Salem Izadyar meninggal di sebuah rumah sakit setelah dia terluka Jumat dalam demonstrasi anti-pemerintah di Kabul, media Afghanistan melaporkan.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi akibat serangan bunuh diri pada Rabu (31/5) menewaskan 90 orang di zona diplomatik Kabul. Warga Afghanistan kemudian turun ke jalan pada hari Jumat (5/3) untuk menuntut pengunduran diri pemerintah.
Sedikitnya empat orang tewas dalam demonstrasi tersebut saat para demonstran melemparkan batu dan polisi Afghanistan melepaskan tembakan ke udara dalam upaya untuk memecah kerumunan.
Rentetan dalam kekerasan minggu ini bertepatan dengan Ramadan. Taliban mengaku bertanggung jawab atas pemboman mobil yang menewaskan setidaknya 18 orang di Afghanistan timur Sabtu lalu pada awal Ramadan.
Terlalu Banyak Korban Sipil
Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan mengungkapkan keprihatinannya tentang serangan Rabu dan kemarahan di jalan-jalan pada hari Jumat.
"Kemarahan diungkapkan oleh para pemrotes, yang banyak di antaranya menderita kehilangan keluarga dan teman, dapat dimengerti sepenuhnya," ujar Tadamichi Yamamoto, Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan.
"Tapi minggu tragis ini telah menambahkan terlalu banyak penderitaan sipil ke Afghanistan, dan kekerasan lebih lanjut tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.
Kekerasan tersebut terjadi saat KTT regional dijadwalkan pada Selasa di Afghanistan untuk mempromosikan perdamaian, keamanan dan rekonsiliasi. Upaya tersebut dijuluki Proses Kabul, di mana perwakilan dari 21 negara telah diundang.
Seorang saksi mata mengatakan kepada CNN bahwa tiga ledakan besar terjadi saat pemakaman Salem Izadyar, putra Mohammad Alam Izadyar, wakil ketua pertama Senat Afghanistan.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dengan cepat mengutuk serangan tersebut dan menyatakan, "Pelecehan yang dilakukan Sabtu untuk para pelayat yang mengubur martir," katanya di Twitter.
"Negara diserang, kita harus kuat dan bersatu."
Menurut sebuah pernyataan, Taliban membantah terlibat dalam serangan pemakaman tersebut.
Anggota parlemen dan pejabat tinggi pemerintah menghadiri pemakaman tersebut. Kepala eksekutif pemerintah, Dr. Abdullah Abdullah, men-tweet bahwa dia tidak terluka.
Salem Izadyar meninggal di sebuah rumah sakit setelah dia terluka Jumat dalam demonstrasi anti-pemerintah di Kabul, media Afghanistan melaporkan.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi akibat serangan bunuh diri pada Rabu (31/5) menewaskan 90 orang di zona diplomatik Kabul. Warga Afghanistan kemudian turun ke jalan pada hari Jumat (5/3) untuk menuntut pengunduran diri pemerintah.
Sedikitnya empat orang tewas dalam demonstrasi tersebut saat para demonstran melemparkan batu dan polisi Afghanistan melepaskan tembakan ke udara dalam upaya untuk memecah kerumunan.
Rentetan dalam kekerasan minggu ini bertepatan dengan Ramadan. Taliban mengaku bertanggung jawab atas pemboman mobil yang menewaskan setidaknya 18 orang di Afghanistan timur Sabtu lalu pada awal Ramadan.
Terlalu Banyak Korban Sipil
Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan mengungkapkan keprihatinannya tentang serangan Rabu dan kemarahan di jalan-jalan pada hari Jumat.
"Kemarahan diungkapkan oleh para pemrotes, yang banyak di antaranya menderita kehilangan keluarga dan teman, dapat dimengerti sepenuhnya," ujar Tadamichi Yamamoto, Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan.
"Tapi minggu tragis ini telah menambahkan terlalu banyak penderitaan sipil ke Afghanistan, dan kekerasan lebih lanjut tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.
Kekerasan tersebut terjadi saat KTT regional dijadwalkan pada Selasa di Afghanistan untuk mempromosikan perdamaian, keamanan dan rekonsiliasi. Upaya tersebut dijuluki Proses Kabul, di mana perwakilan dari 21 negara telah diundang.
Credit CNN Indonesia