NEW YORK - Duta
Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley melemparkan kecaman
keras kepada Dewan HAM PBB. Kecaman ini terkait sikap Dewan HAM yang
terus menerus melemparkan kritikan terhadap Israel.
Dia mengkritik Dewan HAM karena gagal mengeluarkan resolusi terhadap Venezuela atas banyak pelanggaran hak asasi manusia, dengan mengatakan negara Amerika Selatan itu harus turun dari posisinya di Dewan HAM sampai bisa menyelesaikan masalah yang ada.
Lalu, Dia kemudian menegur badan internasional yang berbasis di Jenewa itu karena telah mengeluarkan lima resolusi terhadap Israel sejak Maret. Menurutnya, Dewan HAM telah menunjukan standar ganda, dan itu bisa merusak citra Dewan HAM.
"Penting agar dewan ini membahas sikap bias anti-Israel yang kronis jika ingin mempertahankan kredibilitasnya," kata Haley dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Jerusalem Post pada Selasa (6/6).
Haley menambahkan, AS saat ini sedang mempertimbangkan mengenai keanggotaan di Dewan HAM. "AS memperhatikan dewan ini dengan seksama dan partisipasi kami di dalamnya. Kami melihat beberapa daerah untuk penguatan yang signifikan," tukasnya.
Dia mengkritik Dewan HAM karena gagal mengeluarkan resolusi terhadap Venezuela atas banyak pelanggaran hak asasi manusia, dengan mengatakan negara Amerika Selatan itu harus turun dari posisinya di Dewan HAM sampai bisa menyelesaikan masalah yang ada.
Lalu, Dia kemudian menegur badan internasional yang berbasis di Jenewa itu karena telah mengeluarkan lima resolusi terhadap Israel sejak Maret. Menurutnya, Dewan HAM telah menunjukan standar ganda, dan itu bisa merusak citra Dewan HAM.
"Penting agar dewan ini membahas sikap bias anti-Israel yang kronis jika ingin mempertahankan kredibilitasnya," kata Haley dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Jerusalem Post pada Selasa (6/6).
Haley menambahkan, AS saat ini sedang mempertimbangkan mengenai keanggotaan di Dewan HAM. "AS memperhatikan dewan ini dengan seksama dan partisipasi kami di dalamnya. Kami melihat beberapa daerah untuk penguatan yang signifikan," tukasnya.
Credit sindonews.com