Senin, 14 November 2016

Turki Keluarkan Travel Warning ke AS

 
Turki Keluarkan Travel Warning ke AS
Peringatan ini muncul didasari oleh masih terus berlangsungnya demontrasi anti-Donald Trump di AS. Foto/Reuters
 
ANKARA - Pemerintah Turki dilaporkan mengeluarkan travel warning atau peringatan bepergian ke Amerika Serikat (AS) untuk warga mereka. Peringatan ini muncul didasari oleh masih terus berlangsungnya demontrasi anti-Donald Trump di AS.

Peringatan yang diterbikan di situs Kementerian Luar Negeri Turki itu menyerukan kepada seluruh warga Turki untuk tidak terlebih dahulu pergi ke AS, karena masih terus berlangsungnya demonstrasi yang disertai dengan kekerasan.

"Demonstrasi anti-Trump kerap disertai dengan aksi kekerasan dan tindak kejahatan. Pasukan keamanan setempat telah menahan banyak sekali demonstran," bunyi peringatan itu, seperti dilansir nbcnews pada Minggu (13/11).

"Berdasarkan banyak sekali unggahan di media sosial, jelas demonstrasi ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat," sambungnya.

Demonstrasi anti-Trump pecah tidak lama setelah munculnya hasil pemilu AS tanggal 9 November lalu. Demonstrasi awalnya hanya berlangsung di California, namun lama-kelamaan demonstrasi terus meluas dan terjadi hampir di seluruh negeri.

Sejumlah aksi penembakan dilaporkan terjadi di beberapa lokasi demonstrasi. Sejauh ini belum ada laporan adanya korban tewas dalam aksi yang mayoritas dilakukan oleh anak muda tersebut.



Credit  Sindonews


Marak Aksi Protes, Turki Keluarkan Travel Warning ke AS

Marak Aksi Protes, Turki Keluarkan Travel Warning ke AS
Turki keluarkan travel warning ke AS seiring maraknya protes anti Trump. Foto/REUTERS/Lucy Nicholson
 
ANKARA - Turki memperingatkan warganya tentang perjalanan ke Amerika Serikat (AS) dalam menanggapi aksi protes yang terjadi di sejumlah kota di negara itu. Kementerian Luar Negeri Turki menyebut kekerasan meningkat seiring terjadinya aksi protes terhadap presiden terpilih Donald Trump.

"Dalam konteks risiko yang disebabkan oleh insiden dan ketegangan sosial, warga kami yang tinggal di AS atau mereka yang tengah mempertimbangkan untuk pergi ke sana harus berhati-hati," kata Kementerian Luar Negeri Turki seperti dikutip dari Reuters, Minggu (13/11/2016).

Para demonstran berencana untuk berkumpul kembali di kota nasional AS pada hari Sabtu untuk memprotes Trump. Para demonstran menilai terpilihnya Trump menimbulkan ancaman bagi hak-hak sipil dan asasi mereka. Aksi dilakukan sehari setelah seorang pengunjuk rasa ditembak di Portland, Oregon.

Bulan lalu, Departemen Luar Negeri AS memperbarui travel warning ke Turki, memulangkan anggota keluarga karyawan konsulat di Istanbul, mengutip ancaman terhadap warga negara AS.

Hubungan antara AS dan Turki saat ini berada di titik nadir setelah Ankara meminta Washington untuk mengekstradisi Fethullah Gulen. Ankara menyalahkan ulama sekaligus tokoh oposisi itu terkait kudeta yang gagal pada bulan Juli lalu.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan dia berharap untuk peningkatan hubungan bilateral setelah kemenangan Trump, dan menyerukan kembali ekstradisi Gulen.

Credit  Sindonews