Menurut pejabat Afghanistan, ledakan itu terjadi pada Sabtu (12/11) pagi waktu setempat. "Tim medis dan pemadakam kebakaran sudah dikerahkan ke lokasi kejadian," kata pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya itu.
Sementara itu, menurut Gubernur Bagram, Abdul Shokor Qodosi, belasan orang terluka akibat ledakan tersebut. Selain itu, ada beberapa personel pasukan NATO yang tewas akibat ledakan itu.
"Setidaknya ada tiga orang yang tewas, dan 13 orang lainnya menderita luka-luka akibat ledakan itu. Ledakan itu terjadi di dekat kantin di pangkalan milliter NATO," ucap Qodosi dalam sebuah pernyataan.
Dia menyatakan, sampat saat ini penyebab ledakan belum diketahui. Qodosi menambahkan, proses penyelidikan atas insiden telah dilakukan, dan diharapkan dalam waktu dekat hasilnya sudah bisa diketahui.
Credit Sindonews
Prancis Kutuk Serangan di Pangkalan NATO Afghanistan
PARIS - Prancis mengutuk serangan terhadap sebuah pangkalan udara NATO di Afghanistan yang menewaskan empat orang Amerika Serikat (AS). Prancis juga menegaskan dukungannya bagi NATO dalam memerangi terorisme di Afghanistan."Prancis menegaskan kembali dukungannya bagi pemerintah Amerika dan Polandia, yang warganya menjadi korban dalam serangan itu," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis seperti dikutip dari Reuters, Minggu (13/11/2016).
Markas NATO yang berada di wilayah Bagram, Afghanistan digucang serangan bom bunuh diri. Serangan terhadap pangkalan udara NATO dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri anggota kelompok Taliban. Serangan tersebut menewaskan dua anggota militer AS dan dua kontraktor.
Enam belas anggota militer AS lainnya terluka, bersama dengan tentara Polandia yang merupakan bagian dari misi NATO seperti diungkapkan Menteri Pertahanan AS Ash Carter.
Taliban Afghanistan mengaku berada di balik ledakan yang terjadi di markas NATO. Melalui sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, pihaknyalah yang berada di balik ledakan tersebut tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Credit Sindonews
Ledakan dan Tembakan Guncang Konsulat Jerman di Afghanistan
KABUL - Suara ledakan terdengar di luar konsulat Jerman yang ada di kota Mazar i Sharif Afghanistan utara. Suara ledakan itu diikuti oleh suara tembakan.Laporan awal menyatakan setidaknya satu orang tewas dan 28 orang telah dibawa ke rumah sakit seperti dikutip dari laman Express, Jumat (11/11/2016).
Serangan itu terjadi sekitar pukul 11.30 malam waktu setempat, dekat dengan konsulat dan hotel serta beberapa guesthouse. Warga disekitar kejadian mengatakan merasakan getaran ledakan seolah-olah bom mengguncang seluruh kota.
Pihak pemerintah provinsi mengatakan kendaraan bermuatan bahan peledak telah meledak di luar konsulat, menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Ledakan tersebut menghancurkan kaca jendela di sejumlah bangunan di sekitar lokasi kejadian.
Dikutip dari Russia Today kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa serangan itu adalah pembalasan atas serangan udara pekan lalu di Kunduz yang menewaskan sekitar 30 warga sipil, laporan berita Belanda BNO.
Beberapa laporan saksi di Twitter mengatakan suara tembakan masih terus terdengar. Beberapa penyerang dilaporkan berhasil memperoleh akses ke konsulat.
Credit Sindonews
Taliban Serang Konsulat Jerman di Afghanistan, 4 Tewas
KABUL - Militan Taliban menyerbu konsulat Jerman di kota utara Afghanistan, Mazar-i-Sharif. Taliban menabrakan dinding luar konsulat dengan bom truk sebelum terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan. Serangan itu menewaskan sedikitnya 4 orang.Seorang juru bicara NATO mengatakan ledakan dipicu oleh seorang pelaku bom bunuh diri dan menyebabkan kerusakan yang besar pada bangunan serta menghancurkan jendela hingga sejauh 5 km. Seorang dokter setempat mengatakan ledakan dan baku tembak juga melukai 120 orang seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/11/2016).
Tidak ada staf konsuler yang menjadi korban, namun Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan akan meninjau ulang peran utama dalam misi internasional di Afghanistan utara. Aksi kekerasan meningkat tajam di Afghanistan utara selama 2016.
Taliban mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas serangan udara NATO terhadap sebuah desa dekat kota utara Kunduz pekan lalu. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 30 orang, dimana kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.
"Pejuang bersenjata berat, termasuk pelaku bom bunuh diri, telah dikirim dengan misi untuk menghancurkan konsulat jenderal Jerman dan membunuh siapa pun yang mereka temukan di sana", kata juru bicara gerakan militan Islam ini, Zabihullah Mujahid, melalui telepon.
Pasukan Taliban hampir saja berhasil menguasai Kunduz bulan lalu, setahun setelah sempat menguasai wilayah itu dalam sebuah keberhasilan terbesar mereka dalam perang panjang Afghanistan selama 15-tahun.
Credit Sindonews