Rabu, 09 November 2016
Jet-jet Rusia Dituduh Lakukan "Agresi" Udara NATO 600 Kali
BRUSSELS - Pihak NATO menuduh jet-jet tempur Rusia bersenjata lengkap melakukan “agresi” udara negara-negara NATO sekitar 600 kali dalam setahun. Presiden Vladimir Putin juga dituduh menginstruksikan pilot-pilot tempurnya untuk aktif melanggar protokol di kawasan Baltik.
Sebagai respons, pesawat-pesawat tempur NATO mendekati jet-jet tempur Rusia dalam jarak sekitar 10 yard atau sekitar sembilan meter. Tuduhan NATO ini dilansir media Inggris, express.co.uk, Selasa (8/11/2016), mengutip sumber pertahanan NATO.
“Pesawat jet tempur (Rusia) hampir selalu bersenjata lengkap,” kata komandan militer Jerman, Swen Jacob. ”Enam jenis rudal. Mereka bisa membawa sampai 10,” ujarnya.
Dalam satu insiden baru-baru ini, 13 jet tempur Rusia diintai karena muncul untuk mengawal sistem rudal nuklir di laut yang mendorong pilot Jerman untuk campur tangan. Dalam pertemuan Dewan NATO-Rusia, NATO menyerukan Rusia untuk menghentikan latihan di atas Laut Baltik.
NATO menuding Putin memanfaatkan Pemilu Amerika Serikat (AS) untuk melenturkan otot militernya. Pihak NATO, mengutip pernyataan Putin yang dilontarkan bulan lalu, yang dianggap sebagai retorika Kremlin.
”Ada banyak isu yang telah menjadi sulit untuk berdiskusi dengan pemerintahan (AS) saat ini, karena praktis tidak ada kewajiban yang terpenuhi dan tidak ada perjanjian yang dihormati, termasuk pada orang-orang di Suriah,” kata Putin waktu itu.
”Kami siap, dalam hal apapun, untuk berbicara dengan presiden baru (AS) dan mencari solusi untuk apapun, bahkan masalah yang paling sulit,” lanjut Putin.
Mantan Wakil Sekjen NATO Alexander Vershbow mengatakan perilaku Kremlin bisa menjadi bumerang. “(Mereka) jelas dimaksudkan untuk membalikkan dalam hal diplomatik,” katanya.
”Mereka harus berhati-hati untuk tidak mendapatkan pijakan, bahkan lebih buruk dengan pemerintahan AS yang baru,” lanjut Vershow.
Juri Luik, Kepala Pusat Internasional untuk Pertahanan dan Keamanan Estonia mengatakan bahwa Estonia telah dipaksa untuk meminta dukungan NATO. “Kami tidak bisa menangani sendiri. Kami membutuhkan bantuan dari sekutu kami,” katanya.
”Rusia ingin sinyal dalam seribu cara yang berbeda bahwa mereka adalah ‘top dog’, ini adalah daerah mereka,” ujarnya. NATO telah mengakui bahwa mereka menghadapi perjuangan yang berat untuk menjaga integritas wilayah udara negara-negara anggotanya.
Pemerintah maupun militer Rusia belum merespons tuduhan terbaru NATO ini. Selama ini, Rusia mengklaim jet-jet tempurnya beroperasi di wilayah udara internasional sesuai hukum internasional.
Credit Sindonews