Rabu, 09 November 2016

Pasukan SAS Buru 200 Jihadis Inggris di Irak untuk Dibunuh

 
Pasukan SAS Buru 200 Jihadis Inggris di Irak untuk Dibunuh
Pasukan khusus militer Inggris, SAS. Pasukan khusus ini dilaporkan diberi mandat untuk memburu dan membunuh sekitar 200 jihadis Inggris yang ada di Irak. Foto/Mirror
 
LONDON - Pasukan khusus kebangaan militer Inggris, SAS (Special Air Service) diberi mandat untuk memburu sekitar 200 warga Inggris yang jadi jihadis kelompok radikal di Irak. Para jihadis diburu untuk dibunuh maupun ditangkap.

Hal itu diungkap sumber-sumber senior Departemen Pertahanan Inggris. Menurut data yang disusun badan-badan intelijen Inggris, sekitar 200 jihadis Inggris beroperasi di Irak.

Daftar nama-nama mereka dilaporkan sudah dipegang pasukan SAS. ”Sebuah daftar pembunuhan telah disusun berisi nama-nama ratusan orang yang sangat buruk. Banyak dari mereka adalah dari Inggris. Perburuan ini sekarang untuk militan Islamis Inggris,” kata seorang pejabat pertahanan Inggris yang berbicara dengan syarat anonim kepada The Times.

“Ini adalah operasi pasukan khusus multinasional. SAS memiliki bagian sendiri dari rencana itu dan mereka akan pergi setelah warga Inggris (jadi jihadis di Irak). Ini adalah tugas membunuh atau menangkap dan itu sudah dimulai,” lanjut sumber itu.

”Itu tantangan yang kami hadapi. Ada banyak kerjasama internasional, karena itu dianggap sebagai masalah global,” imbuh dia, yang dikutip Selasa (8/11/2016).

Namun, laporan berbeda muncul dari sumber di korps pasukan SAS yang dilaporkan Sunday Express, pekan lalu. Menurutnya, tindakan pembunuhan seperti itu tergolong tindakan ekstra-yudisial.

”Kami hanya tidak bisa melakukan hal-hal dengan cara lama,” ujarnya. ”Amerika melihat sebuah sikap diam yang tidak ada sebelumnya. Kami selalu tinggal di dalam kotak, tapi kami digunakan untuk bekerja pada hal-hal saat kami pergi bersama,” imbuh sumber di internal pasukan SAS tersebut.

Kementerian Pertahanan Inggris melalui seorang juru bicara mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengomentari setiap kegiatan pasukan khusus SAS.





Credit  Sindonews