KINABALU - Dua nakhoda Indonesia diculik kelompok bersenjata dari kapal-kapal mereka dalam insiden terpisah di lepas pantai timur Kuala Kinabatangan, Sabah, dekat dengan Filipina, pada hari Sabtu. Ada sekitar lima pria bersenjata yang terlibat dalam penculikan dua warga negara Indonesia (WNI) ini.
Kedua nakhoda Indonesia yang diculik berusia 52 tahun dan 46 tahun. Kapal-kapal mereka dicegat dan dirampok pada sekitar pukul 11 dan 11.45.
Seorang komandan pasukan keamanan Sabah Timur, Datuk Wan Bari Wan Abdul Khalid, mengatakan penculikan dua WNI terjadi di wilayah yang berjarak beberapa mil laut dari perairan Kinabatangan. Ada banyak kapal nelayan di wilayah yang jadi lokasi penculikan.
”Dalam insiden pertama, lima orang bersenjata dengan speed boat naik ke kapal nelayan dan menculik kapten 52 tahun,” kata Wan Bari, yang menambahkan bahwa lokasi penculikan itu juga dikenal dengan nama karang Pegasus.
”Mereka meninggalkan dua awak berusia 47 tahun dan 35 tahun di atas kapal,” ujarnya. Wan Bari mengatakan orang-orang bersenjata melarikan diri ke arah perairan internasional dan berhasil menculik seorang kapten kapal lain yang jaraknya tiga mil laut dari lokasi penculikan yang pertama.
”Mereka hanya menculik nakhoda dan meninggalkan tiga orang lainnya, termasuk anak 10 tahun,” imbuh dia, seperti dikutip The Star. Wan Bari mengatakan pihaknya hanya mendapat informasi tentang insiden itu sekitar pukul 13.00.
Kelompok penculik bersenjata itu diyakini merupakan kelompok penculik yang berbasis di salah satu pulau Tawi-Tawi dan belum dipastikan terkait dengan kelompok Abu Sayyaf Filipina.
Credit Sindonews
2 WNI Kembali Diculik, Indonesia Minta Penjelasan Malaysia
JAKARTA - Pemerintah Indonesia meminta penjelasan Malaysia mengenai penculikan dua warga negara Indonesia (WNI) di perairan Sabah. Kedua WNI yang diculik adalah nahkoda dua kapal Malaysia, yang disergap kelompok bersenjata, kemarin.Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanantha Nassir mengatakan, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah melakukan kontak dengan Menteri Luar Negeri Malaysia mengenai hal ini. Selain meminta penjelasan, Retno juga meminta Malaysia untuk membantu membebaskan dua sandera WNI itu.
"Menlu RI pagi tadi telah berbicara langsung dengan Menlu Malaysia untuk menyampaikan keprihatinan Indonesia mengenai kembali terjadinya penculikan dan penyanderaan di perairan Sabah Malaysia, dan meminta pemerintah Malaysia untuk membantu pembebasan," kata Arrmanantha.
"Menlu RI juga bicara dengan penasehat perdamaian Presiden Filipina untuk koordinasi mengenai terjadinya kembali penculikan ABK WNI," sambungnya melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Minggu (6/11).
Dia menambahkan, sejak beberapa waktu lalu pemerintah Indonesia telah menyampaikan keprihatinan kepada Pemerintah Malaysia terhadap situasi di perairan Sabah, mengingat terdapat sekitar 6.000 WNI yang bekerja di kapal ikan Malaysia di wilayah tersebut.
"Pemerintah Indonesia juga telah mengimbau para ABK WNI di Sabah untuk sementara waktu tidak melaut sampai situasi keamanan dipandang kondusif," tukasnya.
Dengan diculiknya dua WNI ini, total saat ini ada empat orang WNI yang berada dalam penahanan penyandera. Dua WNI sebelumnya diculik kelompok bersenjata Filipina, sedangkan penculik dua WNI terbaru diyakini merupakan kelompok penculik yang berbasis di salah satu pulau Tawi-Tawi.
Credit Sindonews