BRUSSELS
- NATO sedang mempersiapkan pasukan darat terbesar dari pertahanan
kolektif sejak akhir Perang Dingin di tengah meningkatnya ketegangan
dengan Rusia. Hal itu diungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens
Stoltenberg.
Persiapan pengerahan pasukan darat terbesar itu diklaim untuk menghalangi meningkatnya potensi agresi Rusia.
Stoltenberg, seperti dikutip The Times,
Senin (7/11/2016) tidak memberikan angka pasti dari jumlah pasukan
darat terbesar NATO yang akan dikerahkan. Namun, Sir Adam Thomson, Duta
Tetap Inggris untuk NATO, percaya bahwa sekitar 300 ribu personel
militer akan dikerahkan dalam waktu dua bulan.
Laporan media itu
menyatakan, butuh waktu 180 hari untuk menyebarkan pasukan darat
terbesar NATO. Pasukan itu akan menjadi ujung tombak kekuatan NATO untuk
merespons musuh, yang dapat dikerahkan di zona perang dalam hitungan
hari.
NATO seperti diketahui telah membentuk kekuatan respons
darurat dari 5 ribu tentara darat, yang didukung oleh kekuatan udara,
laut dan pasukan khusus, yang dapat dimobilisasi dalam lima hari. Namun,
tidak semua dari 28 negara anggota NATO sepakat untuk meningkatkan
kekuatan respons darat NATO menjadi tiga kali lipatnya.
”Saya
tidak yakin bahwa setiap orang telah menyadari betapa sulit dan mahalnya
itu, tetapi itu adalah bagian dari konsep yang disepakati pada bulan
Februari tahun ini,” ujar Thomson.
Stoltenberg mengatakan bahwa
NATO sekarang berusaha untuk meningkatkan pasukan aliansi hingga 3 juta
personel yang mencakup pasukan darat, penerbang dan pelaut.
”Kami
menangani apa yang kita sebut pasukan penindak. Ada sejumlah besar
orang di angkatan bersenjata sekutu NATO. Kami mencari cara bagaimana
lebih dari mereka bisa siap pada pemberitahuan singkat,” ujar
Stoltenberg. “Hal ini dibahas dalam pertemuan para menteri pertahanan
NATO bulan lalu,” imbuh mantan perdana menteri Norwegia ini.
Credit Sindonews