Senin, 07 November 2016

Tegang dengan Rusia, NATO Siapkan Pasukan Darat Terbesar

 
Tegang dengan Rusia, NATO Siapkan Pasukan Darat Terbesar
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, mengungkap bahwa NATO siapkan pasukan darat terbesar sejak akhir Perang Dingin di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia. Foto/REUTERS
 
BRUSSELS - NATO sedang mempersiapkan pasukan darat terbesar dari pertahanan kolektif sejak akhir Perang Dingin di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia.  Hal itu diungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg.

Persiapan pengerahan pasukan darat terbesar itu diklaim untuk menghalangi meningkatnya potensi agresi Rusia.

Stoltenberg, seperti dikutip The Times, Senin (7/11/2016) tidak memberikan angka pasti dari jumlah pasukan darat terbesar NATO yang akan dikerahkan. Namun, Sir Adam Thomson, Duta Tetap Inggris untuk NATO, percaya bahwa sekitar 300 ribu personel militer akan dikerahkan dalam waktu dua bulan.

Laporan media itu menyatakan, butuh waktu 180 hari untuk menyebarkan pasukan darat terbesar NATO. Pasukan itu akan menjadi ujung tombak kekuatan NATO untuk merespons musuh, yang dapat dikerahkan di zona perang dalam hitungan hari.

NATO seperti diketahui telah membentuk kekuatan respons darurat dari 5 ribu tentara darat, yang didukung oleh kekuatan udara, laut dan pasukan khusus, yang dapat dimobilisasi dalam lima hari. Namun, tidak semua dari 28 negara anggota NATO sepakat untuk meningkatkan kekuatan respons darat NATO menjadi tiga kali lipatnya.

”Saya tidak yakin bahwa setiap orang telah menyadari betapa sulit dan mahalnya itu, tetapi itu adalah bagian dari konsep yang disepakati pada bulan Februari tahun ini,” ujar Thomson.

Stoltenberg mengatakan bahwa NATO sekarang berusaha untuk meningkatkan pasukan aliansi hingga 3 juta personel yang mencakup pasukan darat, penerbang dan pelaut.

”Kami menangani apa yang kita sebut pasukan penindak. Ada sejumlah besar orang di angkatan bersenjata sekutu NATO. Kami mencari cara bagaimana lebih dari mereka bisa siap pada pemberitahuan singkat,” ujar Stoltenberg. “Hal ini dibahas dalam pertemuan para menteri pertahanan NATO bulan lalu,” imbuh mantan perdana menteri Norwegia ini.


Credit  Sindonews