Mereka bertani dan beternak di daratan yang kini tenggelam: Sunda
Petani di areal sawah di Jawa Timur (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
[Close]Ads bySelectionLinks
Presiden Institut Arkeologi Malaysia (IAAM), Dato Nik Hassan Shuhaimi Nik Abdul Rahman menyebutkan orang Melayu sudah bertani padi dan memelihara ternak pada 10 ribu sampai 14 ribu tahun lalu.
Dikutip Phys.org, Senin 18 Mei 2015, hal itu terungkap dalam seminar Asal-usul Orang Melayu dan kerajaan di Asia Tenggara yang diselenggarakan pertengahan bulan lalu.
Nik Hassan mengatakan ras Melayu yang dikenal Malay-Polyenesians itu mendirikan kerakaan yang polanya meminjam dari budaya India.
Seiring perluasan kerajaan, maka wilayah kerajaan ras Melayu kemudian muncul di Funan, Chanpa, Langkasuka, Sriwijaya, Majapahit dan Malaka.
Ditambahkan Nik Hassan, peradaban Melayu berkontribusi bagi peradaban dunia pada umumnya. Peradaban ini memberikan pengaruh pada kehidupan sosial budaya, bahasa, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi militer sampai hubungan antarbangsa.
Penelitian yang dijalani arkeolog tersebut juga menemukan bahwa orang Melayu berasal dari Benua Sunda. Wilayah semenanjung cekung besar yang membentuk Laut Jawa, Malaka, Selat Sunda dan pulau di sekitarnya.
Dia menambahkan pada masa lalu akibat naiknya permukaan laut menyebabkan pulau-pulau di Benua Sunda menyusut. Maka para pengembara laut saat itu terpaksa menjelajahi setiap sudut Melayu.
Dalam seminar itu, peneliti sejarah dan penulis studi, Zaharah Sulaiman mengatakan ras Melayu berasal dari nenek moyang Aborigin Orang Asli yang berakar dari Benua Sunda. Nenek moyang ras Melayu itu muncul dari 60 ribu tahun lalu.
Pendapat Zaharah itu dibuktikan dari hasil studi DNA yang dilakukan pada Orang Asli dan sisa-sisa manusia prasejarah.
Pada gilirannya orang Melayu menyebar ke berbagai wilayah melalui migrasi dan akhirnya membentuk suku Proto melayu dan masyarakat adat di Asia Tenggara.
Credit VIVA.co.id