Solidaritas harus proporsional dan realistis.
Kapal migran dari Libya tiba di Italia (REUTERS)
Dilansir dari laman Guardian, Rabu, 20 Mei 2015, Uni Eropa berencana menerapkan kuota migran, dengan mendistribusikan puluhan ribu migran secara merata, ke semua negara-negara anggota.
Tapi usulan itu diyakini akan gagal, dengan beberapa negara telah menyatakan penolakan. Selain Spanyol dan Prancis, Inggris juga mengindikasikan penolakan, bahkan Hungaria menyebutnya usul yang absurd.
Selain kuota migran, paket penyelesaian krisis migran Mediterania juga melibatkan tindakan militer, terhadap jaringan penyelundupan manusia, termasuk penghancuran kapal-kapal penyelundup.
UE masih harus menunggu persetujuan dari Dewan Keamanan PBB, untuk menjalankan opsi kekuatan militer. Hollande mengatakan mendukung distribusi pengungsi yang adil, tapi tidak dapat menerima penentuan kuota.
Sebelumnya, PM Spanyol Jose Manuel Garcia-Margallo, dengan tegas menolak sistem kuota, karena angka pengangguran yang sudah tinggi di negaranya, sehingga tidak dapat menerima lebih banyak migran.
"Berjanji untuk menerima migran, tanpa dapat menyediakan lapangan kerja, dalam pendapat saya itu berarti menyediakan pelayanan yang buruk," kata Margallo. Dia mengatakan seruan solidaritas harus proporsional dan realistis.
Spanyol dengan angka pengangguran 23 persen, disebutnya tidak sama dengan negara lain yang tingkat penganggurannya di bawah 5 persen. Hollande dalam pidatonya, bersikeras migran dengan alasan ekonomi harus dideportasi.
"Orang-orang yang datang, karena mereka berpikir Eropa adalah kontinen yang makmur, harus dikirim pulang. Itu peraturannya," ujar Hollande.
Credit VIVA.co.id
Hungaria Protes Proposal Kuota Migran Uni Eropa
Proposal UE dinilai absurd dan berbatasan dengan kegilaan.
Kapal Pembawa Puluhan Imigran Karam di Yunani ( REUTERS / Michalis Loizos)
Dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu, 20 Mei, eksekutif UE mengumumkan rencana untuk mendistribusikan para pencari suaka, dengan jumlah merata ke seluruh negara anggota, pekan lalu.
"Proposal dari Komisi Eropa adalah absurd, berbatasan dengan kegilaan," kata Orban saat berbicara pada Parlemen Eropa di Strasbourg. "Kuota hanya akan membawa lebih banyak orang ke Eropa."
Menurutnya hal itu akan menjadi insentif bagi para penyelundup manusia. Italia yang paling terkena dampak eksodus migran dari Libya, telah meminta bantuan dari negara-negara Eropa lainnya.
Orban mengatakan Hungaria sejak lama, telah menjadi tujuan para migran dari Kosovo, Suriah dan Irak, sehingga menolak kebijakan imigrasi baru yang diusulkan UE.
Partai pendukung Orban, Fidesz, saat ini mengalami kemerosotan dukungan, kalah populer dari Partai Jobbik yang anti-migran, yang memperlihatkan sikap orang Hungaria tentang imigrasi.
Credit VIVA.co.id