“Perumusan agenda ini menelaah sains apa yang dibutuhkan Indonesia untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapinya dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang bersatu, berdaulat, adil, makmur, sejahtera, unggul, kompetitif, dan disegani dunia,” kata Profesor Jamaluddin Jompa, Ketua Komite Studi SAINS 2045, dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Selasa.
Dalam perkembangannya, penyusunan SAINS 2045 juga tidak hanya melibatkan para ilmuwan melainkan turut didukung oleh Tempo Institute dalam proses penyuntingan serta Kompas untuk ilustrasi foto.
“Ini benar-benar kolaborasi berbagai bidang keahlian,” ujar Profesor Jamaluddin.
Edisi Konsultasi SAINS 2045 diluncurkan pada 26 Mei 2015 dalam forum diskusi kebijakan bertema “Young Scientists Promoting Scientific Culture of Excellence” di @america.
Diskusi tersebut menghadirkan Ketua Komite Studi SAINS 2045, Prof. Jamaluddin Jompa; Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Dwikorita Karnawati; serta Utusan Khusus Pemerintah Amerika Serikat di Bidang Sains pada 2010-2012, Dr. Bruce Alberts.
Diskusi yang dimoderatori Prof. Damayanti Buchori dari Institut Pertanian Bogor itu dihadiri pula 50 anggota jejaring ilmuwan muda AIPI yang turut menyumbangkan pikiran dalam proses penulisan SAINS 2045.
SAINS 2045 terdiri atas 45 pertanyaan mendasar yang dikelompokkan dalam delapan gugus masalah, yaitu: (i) Identitas, Keragaman, dan Budaya; (ii) Kepulauan, Kelautan, dan Sumber Daya Hayati; (iii) Kehidupan, Kesehatan, dan Nutrisi; (iv) Air, Pangan, dan Energi; (v) Bumi, Iklim, dan Alam Semesta; (vi) Bencana Alam dan Ketahanan Masyarakat terhadap Bencana; (vii) Material dan Sains Komputasional; dan (viii) Ekonomi, Masyarakat, dan Tata Kelola.
Setelah melalui proses penyusunan yang cukup panjang, selama sekitar setahun, Edisi Konsultasi dokumen tersebut kini siap disosialisasikan kepada komunitas ilmiah di perguruan tinggi dan lembaga penelitian, masyarakat luas, serta para pengambil kebijakan.
Dokumen tersebut diluncurkan pada 26 Mei 2015, sebagai bagian dalam peringatan 25 Tahun AIPI.
“Sudah lama sains harus mengalah terhadap berbagai isu lain. Jika kita ingin Indonesia menjadi negara yang maju, tidak ada waktu lagi untuk menunggu,” kata Ketua AIPI, Professor Sangkot Marzuki.
Selain meluncurkan Edisi Konsultasi SAINS 2045, AIPI kini membentuk Akademi Ilmuwan Muda Indonesia sebagai langkah lanjutannya.
“Peran para ilmuwan muda amatlah krusial sebagai pelaku aktif riset di masa kini dan masa depan. Harapannya, mereka akan menjadi ujung tombak pengembangan sains di Indonesia," ujar Professor Sangkot.
Credit ANTARA News
AIPI bukukan dokumen ilmuwan muda Indonesia
"Perumusan agenda ini untuk menelaah sains yang dibutuhkan bangsa Indonesia," kata Ketua Komite Studi Sains 2045, Jamaluddin Jompa, saat meluncurkan buku SAINS (Satu Abad Inspirasi Sains) 2045, di Jakarta, Selasa sore.
Buku ini didukung oleh Kementerian Sekretariat Negara, USAID, dan Pemerintah Australia, dengan judul "SAINS 2045: Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia Menyongsong 100 Tahun Kemerdekaan."
"Ini adalah memang benar-benar karya kolaborasi dari berbagai bidang keahlian," katanya lagi.
SAINS 2045 terdiri atas 45 pertanyaan mendasar yang dikelompokkan dalam delapan gugus masalah atau bab, yaitu pertama identitas, keragaman dan budaya.
Kemudian Bab II terdiri dari Kepulauan, Kelautan dan Sumberdaya Hayati, dan Bab III Kehidupan, Kesehatan dan Nutrisi.
Selanjutnya, Bab IV tentang Air, Pangan dan Energi, lalu Bab V Bumi, Iklim dan Alam Semesta, serta Bab VI Bencana Alam dan Ketahanan Masyarakat terhadap Bencana.
Terdapat juga Bab VII Material dan Sains Komputasional, dan Bab VIII Ekonomi, Masyarakat dan Tata Kelola.
Setelah melalui proses penyusunan sekitar enam tahun, buku tersebut siap untuk disosialisasikan kepada komunitas ilmiah di perguruan tinggi dan lembaga penelitian, serta masyarakat luas.
Selain itu, buku ini juga diperuntukkan bagi para pengambil kebijakan.
Dokumen tersebut telah diluncurkan pada 26 Mei 2015 sebagai bagian dalam peringatan 25 tahun AIPI.
Hadir pula 50 anggota jejaring ilmuwan muda AIPI yang turut menyumbangkan pikiran dalam proses penulisan buku SAINS 2045.
Hadir juga dalam diskusi ini adalah Rektor Universitas Gadjah Mada Dwikorita Karnawati, dan Utusan Khusus Pemerintah Amerika Serikat di Bidang Sains pada 2010--02012 Bruce Alberts.
Credit ANTARA News