Ilustrasi (Reuters)
Ini merupakan serangan udara pertama yang terjadi mulai dari Selasa (19/5) pagi hari yang terus berlanjut hingga usai tengah malam, sejak operasi militer koalisi Saudi dilancarkan pada 26 Maret lalu. Warga setempat menuturkan, serangan udara Saudi ini memicu ledakan mengerikan di beberapa wilayah Sanaa.
Koalisi Saudi mulai kembali menyerang Houthi setelah gencatan senjata kemanusiaan selama 5 hari berakhir pada Minggu (17/5) malam. Serangan kali ini difokuskan di wilayah ibukota Sanaa. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (20/5/2015).
Houthi yang bersekutu dengan milisi yang setia pada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, menguasai sebagian besar wilayah Yaman bagian barat. Pertempuran dengan Houthi terjadi di sejumlah wilayah seperti Aden, Taiz, Marib dan al-Dhala.
Pemberontak Houthi dan pasukan koalisi Saudi terus saling menyerang dengan artileri dan roket di perbatasan kedua negara. Pesawat tempur koalisi Saudi juga membombardir markas kuat Houthi di Saada.
Saudi yang menganut Sunni menganggap Houthi sebagai perwakilan Iran yang menganut Syiah, yang juga musuh Saudi. Serangan udara dilancarkan Saudi dan koalisi bertujuan untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Pemerintah Yaman menyatakan tidak akan melakukan perundingan dengan pemberontak Houthi dan sekutunya hingga mereka menarik diri dari kota-kota Yaman, lalu melucuti persenjataan mereka.
Namun dengan kembali meningkatnya pertempuran di Yaman, tampaknya pelaksanaan perundingan damai antara Houthi dengan pemerintah Yaman jauh dari realisasi.
Credit detikNews