Burhan Muhammad meninggal usai dirawat delapan hari di Singapura.
Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan Raheel
Sharif (kanan) menghibur kerabat dari seorang diplomat yang terluka
dalam kecelakaan helikopter, di Islamabad, Sabtu (9/5/2015). (REUTERS/Faisal Mahmood)
Informasi duka ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi, melalui pesan pendek kepada VIVA.co.id sekitar pukul 01.30 WIB pada Selasa dini hari, 19 Mei 2015.
"Innalilahi wa innallilahi rojiun, telah berpulang ke pangkuan Allah, Dubes Burhan Muhammad di Singapura pukul 00.50 pada tanggal 19 Mei 2015," tulis mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda itu.
Retno berharap semoga arwah almarhum mendapat tempat yang baik di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan dalam menerima berita duka tersebut. Jenazah rencananya akan diterbangkan dari "Negeri Singa" lalu disemayamkan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon, Jakarta Pusat.
Ini menjadi pukulan kedua bagi keluarga, karena sebelumnya istri Burhan, Hery Listyawati, juga tak dapat diselamatkan ketika menjadi korban jatuhnya helikopter di Pakistan pada 8 Mei lalu. Jasad Lilis --sapaan akrab Hery Listyawati-- telah dimakamkan di Yogyakarta pada Kamis pekan lalu.
Kondisi Burhan kian memburuk usai dilakukan operasi perdana di Singapura. Kendati selamat, Burhan menderita luka bakar yang parah. 60 persen tubuhnya mengalami luka bakar lantaran menjadi korban jatuhnya helikopter Mi-17 di wilayah Gilgit, Pakistan.
Pemerintah RI memboyong Burhan ke SGH karena di sana terdapat fasilitas perawatan untuk luka bakar yang terkenal di kawasan Asia Pasifik.
Burhan diketahui mulai bertugas sebagai Dubes di Pakistan pada November 2012 lalu.
Credit VIVA.co.id