Menurut para pengamat, dalam foto itu asap
dan api yang terlihat mengelilingi rudal tidak sejalan dengan arah
peluncuran rudal. (dok. Reuters TV)
Korea Utara yang kini tengah menjalani sanksi berat dari AS dan PBB akibat serangkaian uji coba rudal nuklirnya mengklaim telah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik dari kapal selam, atau SLBM pada April lalu.
Jika klaim ini benar, maka uji coba tersebut menjadi bukti pengembangan pesat Korea Utara untuk membangun kapal selam berpeluncur rudal balistik.
Pakar militer dan pejabat senior Angkatan Laut AS Laksamana James Winnefeld pada Selasa (19/5) menyatakan Pyongyang masih perlu "bertahun-tahun" lagi untuk mewujudkan kapal selam berpeluncur rudal tersebut.
Pernyataan Winnefeld ini didukung oleh pakar militer Jerman dari Schmucker Technologie, Markus Schiller dan Robert Schmucker. Kedua pakar yang berbasis di Munich menyatakan bahwa foto rudal balistik Korea Utara yang banyak tersebar belakangan ini merupakan foto yang "dimodifikasi".
Menurut Schiller dan Schmucker, asap dan api tersebut tidak sejalan dengan arah peluncuran rudal.
Schiller dan Schmucker menyatakan Korea Utara punya sejarah memalsukan teknologi rudalnya untuk mengancam Amerika Serikat.
Pada parade militer tahun 2012 dan 2013 misalnya, Korea Utara memajang rudal tiruan dengan kualitas sangat buruk.
"Mengingat rekam jejak penipuan Korea Utara, tampaknya masuk akal untuk mengasumsikan bahwa kemampuan Korea Utara untuk membangun SLBM masih membutuhkan waktu yang sangat lama, jika mereka berhasil," kata Schiller dan Schmucker, dikutip dari Reuters, Rabu (20/5).
Kedua pakar ini juga menyetujui analisis yang diunggah oleh para pakar lainnya di situs 38north.org dan armscontrolwonk.com, yang menyebutkan bahwa rudal itu kemungkinan diluncurkan dari tongkang yang dirancang khusus terendam, dan bukan dari sebuah kapal selam.
Foto
rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan dari kapal selam dan ramai
diberitakan disinyalir merupakan foto yang dimodifikasi. (dok. Reuters
TV)
|
"Editor foto dan video mereka belum berhasil mengelabui kami," kata Winnefeld.
Meskipun demikian, analisis ini dibantah oleh Korea Selatan. Beberapa saat setelah peluncuran rudal, para pejabat militer Korea Selatan menyatakan bahwa foto rudal itu otentik.
"Kami belum mengubah pernyataan kami bahwa roket itu ditembakkan dari kapal selam dan terbang sekitar 150 meter dari permukaan air," kata seorang pejabat militer Korea Selatan yang tidak dipublikasikan namanya.
"Seperti yang kami katakan sebelumnya, foto ini tampaknya tidak dimanipulasi.
Credit CNN Indonesia