Ada dua macam. Yang terang dan gelap.
Timang, macan tutul Jawa jantan, koleksi Kebun Binatang Berlin, Jerman. (Miranti Hirschmann (Jerman))
Meski berwarna berbeda, kedua kucing besar itu adalah subspesies yang sama. Ciri-ciri macan tutul Jawa, dibandingkan subspesies macan tutul lain, macan tutul Jawa mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang tubuh berkisar antara 90–150 centimeter dengan tinggi 60–95 centimeter. Bobot badannya berkisar 40–60 centimeter.
Kucing besar itu termasuk salah satu binatang yang pandai memanjat dan berenang. Macan tutul Jawa adalah binatang karnivora yang memangsa buruannya seperti kijang, monyet ekor panjang, babi hutan, kancil dan owa Jawa, landak Jawa, surili dan lutung hitam.
Kucing besar itu juga mampu menyeret dan membawa hasil buruannya ke atas pohon yang terkadang bobot mangsa melebihi ukuran tubuhnya. Perilaku ini selain untuk menghindari kehilangan mangsa hasil buruan, juga untuk penyimpanan persediaan makanan.
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi, macan tutul dapat hidup hingga 21-23 tahun. Macan tutul yang hidup dalam teritorial (ruang gerak) berkisar 5-15 kilometer persegi. Macan itu diperkirakan masih berkeliaran sekitar 600 ekor di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango yang luas totalnya 22.851 hektare terbentang di tiga kabupaten, Bogor, Sukabumi, dan Cianjur.
Dibandingkan macan tutul lain, macan tutul Jawa berukuran paling kecil dan mempunyai indera penglihatan dan penciuman yang tajam. Subspesies itu pada umumnya memiliki bulu seperti warna sayap kumbang yang hitam mengilap, dengan bintik-bintik gelap berbentuk kembangan yang hanya terlihat di bawah cahaya terang.
Bulu hitam macan kumbang sangat membantu dalam beradaptasi dengan habitat hutan yang lebat dan gelap. Macan kumbang betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.
Hewan itu soliter, kecuali pada musim berbiak. Macan tutul itu lebih aktif berburu mangsa di malam hari. Mangsanya yang terdiri dari aneka hewan lebih kecil biasanya diletakkan di atas pohon.
Macan tutul merupakan satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di pulau Jawa. Frekuensi tipe hitam (kumbang) relatif tinggi. Warna hitam terjadi akibat satu alel resesif yang dimiliki hewan itu.
Sebagian besar populasi macan tutul dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, meski di semua taman nasional di Jawa dilaporkan pernah ditemukan hewan itu, mulai dari Ujung Kulon hingga Baluran.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan, penangkapan liar, serta daerah dan populasi hewan ini ditemukan sangat terbatas, macan tutul Jawa dievaluasikan sebagai kritis sejak 2007.
Beberapa waktu lalu, seekor macan tutul Jawa berbulu hitam atau kumbang diidentifikasi berkelamin jantan tertangkap kamera. Aksinya sedang tengkurap, membuka mulut, serta menunjukkan lidah dan taring di area Awi 5 Chevron Geothermal Salak Ltd, Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Credit VIVA.co.id