PARIS (CB) – Pemerintah Prancis mengancam akan menghambat rencana untuk membuat kesepakatan akhir terkait program nuklir Iran.
Hal tersebut dilakukan jika Iran tetap tidak setuju memberikan akses
kepada negara yang tergabung dalam kelompok P5+1 untuk melakukan
inspeksi pada semua instalasi militer Iran terkait program nuklirnya.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis, Laurent Fabius. Menurutnya, Prancis tidak akan menyetujui kesepakatan apapun jika inspeksi instalasi militer Iran oleh negara anggota P5+1 (AS, Jerman, Prancis, Rusia, Inggris, dan China), belum terlaksana.
“Prancis tidak akan menyetujui kesepakatan apapun, kecuali Iran setuju untuk memperbolehkan inspeksi instalasi militer program nuklir oleh negara-negara Barat,” ujar Menlu Prancis, Laurent Fabius, ketika berada di Paris, seperti diberitakan Reuters, Kamis (28/5/2015).
Sebagaimana diberitakan, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah menegaskan bahwa Iran menolak segala bentuk inspeksi dari negara-negara Barat terkait program nuklir.
Menurut Khamenei, negara-negara anggota P5+1 ingin melakukan inspeksi dengan mewawancarai para ilmuwan Iran yang terlibat dalam program nuklir. Namun, pemimpin tertinggi Iran tersebut menolak untuk menerima tuntutan itu.
Proses negosiasi kesepatakan akhir program nuklir Iran masih terus dilanjutkan di Kota Wina, Austria, dan diprediksi akan selesai pada 30 Juni 2015. Pertemuan itu dihadiri seluruh tingkat menteri luar negeri negara-negara P5+1.
Sebelumnya, Iran telah mencapai kesepakatan sementara dengan negara anggota P5+1 pada 2 April 2015. Kesepakatan sementara tersebut memperbolehkan badan PBB untuk melaksanakan inspeksi pada program nuklir dengan catatan tidak mewawancarai ilmuwan. Namun, bukan salah satu dari anggota P5+1 yang melakukan inspeksi.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis, Laurent Fabius. Menurutnya, Prancis tidak akan menyetujui kesepakatan apapun jika inspeksi instalasi militer Iran oleh negara anggota P5+1 (AS, Jerman, Prancis, Rusia, Inggris, dan China), belum terlaksana.
“Prancis tidak akan menyetujui kesepakatan apapun, kecuali Iran setuju untuk memperbolehkan inspeksi instalasi militer program nuklir oleh negara-negara Barat,” ujar Menlu Prancis, Laurent Fabius, ketika berada di Paris, seperti diberitakan Reuters, Kamis (28/5/2015).
Sebagaimana diberitakan, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah menegaskan bahwa Iran menolak segala bentuk inspeksi dari negara-negara Barat terkait program nuklir.
Menurut Khamenei, negara-negara anggota P5+1 ingin melakukan inspeksi dengan mewawancarai para ilmuwan Iran yang terlibat dalam program nuklir. Namun, pemimpin tertinggi Iran tersebut menolak untuk menerima tuntutan itu.
Proses negosiasi kesepatakan akhir program nuklir Iran masih terus dilanjutkan di Kota Wina, Austria, dan diprediksi akan selesai pada 30 Juni 2015. Pertemuan itu dihadiri seluruh tingkat menteri luar negeri negara-negara P5+1.
Sebelumnya, Iran telah mencapai kesepakatan sementara dengan negara anggota P5+1 pada 2 April 2015. Kesepakatan sementara tersebut memperbolehkan badan PBB untuk melaksanakan inspeksi pada program nuklir dengan catatan tidak mewawancarai ilmuwan. Namun, bukan salah satu dari anggota P5+1 yang melakukan inspeksi.
Credit Okezone