Senin, 11 Mei 2015

Kesaksian Dubes yang Selamat dari Kecelakaan di Pakistan

Tiga Dubes membantah helikopter MI-17 jatuh karena aksi terorisme.

Kesaksian Dubes yang Selamat dari Kecelakaan di Pakistan
Kepala Pasukan Angkatan Udara Pakistan, Sohail Aman, tengah menjenguk Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Pakistan, Hasrul Sani Mujtabar yang turut menjadi korban luka di kecelakaan helikopter MI-17. (REUTERS/Pakistan Air Force/Handout via Reuters)
 
  CB - Tiga Duta Besar asing untuk Pakistan berhasil selamat dari kecelakaan helikopter MI-17 yang terjadi pada Jumat sore. Mereka menjelaskan detik-detik mengerikan ketika helikopter lepas kendali sebelum menabrak permukaan tanah dan terbakar.

Laman Tribune Pakistan, Minggu, 10 Mei 2015 melansir, pernyataan Dubes Malaysia, Argentina dan Belanda yang menyebut kejadian pada Jumat pekan lalu murni merupakan bencana dan bukan tindak terorisme. Dubes Malaysia untuk Pakistan, Hasrul Sani Mujtabar, mencoba mengingat kembali pengalaman mengerikan itu.

"Usai tiba di bandara Gilgit, semuanya berjalan baik kecuali beberapa menit terakhir. Saat itu helikopter berputar-putar dan menabrak permukaan tanah," kata Mujtabar.

Dia mengaku melihat pilot helikopter tewas terbunuh.

"Beberapa yang lainnya langsung tewas di tempat dan ketika itu saya tengah duduk di tengah. Kemudian, beberapa berhasil melarikan diri tetapi api begitu kuat berkobar dan asap begitu cepat menyelimuti helikopter," kata Hasrul.

Bantahan serupa disampaikan Dubes Argentina untuk Pakistan, Rodolfo Martin Saravia.

"Terkait dengan pernyataan dan rumor bahwa ada sebuah serangan teroris atau ada sabotase, saya dapat mengatakan 99,99 persen hal tersebut tidak benar. Ini merupakan sebuah kecelakaan menyedihkan dan tragis serta disebabkan kesalahan teknis di pesawat," papar Saravia.

Sementara, Dubes Belanda untuk Pakistan, Marcel de Vink, mengatakan dia sangat beruntung masih diberikan kesempatan hidup setelah apa yang disaksikannya. de Vink diketahui memiliki luka bakar yang cukup parah di bagian kaki dan wajah.

"Saya ingat helikopter kami berputar-putar dan berpikir saya harus bersiap-siap untuk sedikit tabrakan. Oleh sebab itu ketika saya membuka mata, saya melihat asap dan ledakan. Maka, saya merasa benar-benar beruntung, karena kejadiannya begitu cepat," papar de Vink.

Dubes RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad, juga selamat, namun 75 persen tubuhnya mengalami luka bakar. Menteri Luar Negeri Pakistan, Aizaz Ahmad Chaudhry mengatakan kondisi Burhan sedang kritis.

Dalam jumpa pers yang disampaikan pada Sabtu kemarin, total terdapat 19 orang yang menumpang di dalam helikopter. Sebanyak 12 orang lainnya berhasil diselamarkan. Kotak hitam helikopter juga berhasil ditemukan.

Sementara, terkait dengan pemulangan jasad dua Dubes dan dua istri Dubes akan dilakukan secara formal. Kantor Perdana Menteri menyampaikan dalam pemulangan, Pemerintah Pakistan mengutus masing-masing satu Menteri untuk mendampingi jenazah.

"Para Menteri akan membawa jasad tersebut dengan menggunakan penerbangan khusus sebagai bentuk penghormatan dan menunjukkan betapa pentingnya kedekatan Pakistan dengan negara-negara ini," ujar pernyataan tertulis tersebut.

Kesalahan Teknis

Bantahan juga disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan (PAF), Sohail Aman. Dia membenarkan pernyataan para Dubes dan Kemlu bahwa helikopter itu jatuh karena hilang kendali sebelum mendarat. Itu semua, ujar Sohail, akibat kesalahan teknis.

"Helikopter MI-17 dalam sebuah penerbangan rutin. Pilotnya memiliki kemampuan profesional yang hebat. Komandan pangkalan, yakni sang pilot, telah memeriksa proses pendaratan helikopter," papar dia.

Ini merupakan kecelakaan transportasi udara terparah yang dialami Pakistan sejak tahun 2012 lalu. Pada 2012, sebuah pesawat penumpang Boeing-737 jatuh di Islamabad dan menewaskan 130 orang.

Sementara, di tahun 1988 lalu, mantan penguasa dari kalangan militer, Jenderal Ziaul-Haq tewas terbunuh bersama dengan Dubes Amerika Serikat untuk Pakistan, Arnold Raphel saat tengah terbang ke Bahawalpur. Helikopter yang digunakan yakni MI-17 diketahui buatan Rusia dan memiliki catatan keamanan yang baik.





Credit   VIVA.co.id