Senin, 11 Mei 2015

Pelabuhan Benoa Resmi Masuk Peta Navigasi Internasional



http://img.bisnis.com/posts/2015/05/11/431953/pelabuhan-benoa.jpg
Pelabuhan Benoa./ Antara


CB, SURABAYA - Dinas Hidro-oseanografi TNI AL (Dishidros) telah memetakan alur pelayaran yang menuju Pelabuhan Benoa, Bali.
Setelah dilakukan pemetaan, Dinas Hidro-oseanografi melakukan pengecekan lapangan sehingga dinyatakan alur Pelabuhan Benoa mampu untuk dilewati kapal besar sesuai standar internasional. Hasilnya dipublikasikan ke seluruh dunia dalam peta navigasi ENC.
“Dengan dipublikasikan peta laut ENC Pelabuhan Benoa, kapal-kapal besar dengan draf yang dalam seperti kapal pesiar besar, tidak ragu lagi untuk sandar di Pelabuhan Benoa,” kata GM PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Benoa Ali Sodikin dalam siaran pers yang dilansir Senin (11/5/2015).
Selanjutnya, sambung Ali, Dishidros melakukan survey Hidro-oseanografi dengan skala 1:2000 guna memetakan laut alur dan kolam dan ENC baru dengan kategori berthing.
Survey hidro-oseanografi di Pelindo III Benoa dilaksanakan dengan kriteria khusus International Hydrographic Organization (IHO) untuk memastikan keamanan navigasi yang diperlukan oleh kapal-kapal yang membutuhkan kepastian kedalaman yang akurat dan aman.
“Dalam sejarah Hydros, ini adalah pembuatan peta laut tercepat. Dalam kurun waktu tiga minggu saja peta laut Pelabuhan Benoa sudah jadi,” sambung Ali.
Hal ini, sebutnya, berkat dukungan penuh dari Menteri Koordinator Kemaritiman yang sangat peduli terhadap perkembangan infrastruktur dan fasilitas Pelindo III, lalu meminta bantuan kepada Hydros untuk memprioritaskan pembuatan peta laut Pelabuhan Benoa.
Konvensi Sea of Life at Sea (SOLAS) International Maritime Organization (IMO) telah mengatur dan mewajibkan setiap kapal dengan berbagai jenis ukuran dan tipe untuk menggunakan ENC dalam bernavigasi hingga 2018.
Salah satu pengguna ENC tersebut ialah kapal pesiar yang sebenarnya sudah rutin mengunjungi Pelabuhan Benoa.
Kapal pesiar dengan draft yang dalam membutuhkan ENC berkategori berthing dengan skala lebih besar dari 1:4000. Jadi akan semakin banyak dan semakin besar kapal yang singgah di pelabuhan utama di Pulau Dewata tersebut.
“Semakin besar kapal pesiar yang sandar, multiplyer effect manfaat pada masyarakat Bali akan semakin besar. Karena seorang penumpang kapal pesiar diperkirakan menghabiskan setidaknya 150 dollar AS setiap sekali turun ke darat untuk berbelanja. Pembelanjaan mereka dapat menjadi pendapatan masyarakat sekaligus pendapatan daerah,” jelas Ali.


Credit  Bisnis.com