Militer AS menyebut kunjungan ke kapal induk Prancis itu sebagai kunjungan luar biasa. ”Saya pikir itu mendorong Perancis bahwa mereka akan mengerahkan kemampuan yang langka dan berharga dalam perang ini,” ujar Jenderal Dempsey saat dalam perjalanan menuju Teluk.
”Ini adalah refleksi dari betapa pentingnya (misi ini) untuk mereka,” lanjut dia. Kapal induk De Gaulle berangkat dari markasnya di Toulon pada 13 Januari 2015 untuk menjalankan misi perang melawan kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS) selama lima bulan.
Kapal induk Prancis itu akan bekerjasama dengan kepal perang AS, USS Carl Vinson. Kapal induk Prancis yang tiba di Teluk bulan lalu, membawa 12 pesawat tempur Rafale dan sembilan pesawat jet tempur super Etendard.
Perancis sendiri juga memiliki pesawat jet tempur yang bermarkas di sebuah lapangan udara di Uni Emirat Arab dan Yordania ketika ikut misi menyerang Irak beberapa tahun silam. Jenderal Dempsey mengatakan penyebaran kapal induk yang memerangi ISIS itu operasinya di bawah komando militer AS.
”Fakta bahwa kita memiliki koalisi dan mereka (kelompok ISIS) memiliki ideologi radikal ini, yang pada akhirnya akan menjadi kehancuran bagi mereka,” ujar Dempsey.
Credit SINDOnews