Tekad Houthi yang tidak meminta bantuan sekutunya, Iran, itu disampaikan salah satu pemimpin kelompok Houthi, Mohammed al-Bukhaiti, kepada Reuters, Kamis (26/3/2015). Ketika ditanya, apakah dia telah menghubungi Iran sejak dikeroyok 10 negara Teluk, Bukhaiti, menegaskan tidak menghubungi Teheran.
“Tidak (minta bantuan Iran). Orang-orang Yaman siap untuk menghadapi agresi ini tanpa campur tangan asing,” katanya.
Kelompok Houthi selama ini ingin merebut kekuasaan dari pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Kelompok ini pekan lalu telah menyerang Istana Presiden Yaman di Sanaa. Sejak itu, Presiden Hadi melarikan diri dan bersembunyi di Aden.
Namun, sejak kemarin, kelompok Houthi dilaporkan juga menyerbu Aden. Tapi sepak terjang kelompok Houthi dicoba dihentikan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya. Saudi dilaporkan telah mengerahkan 100 pesawat jet tempur dan 150 ribu tentara ke Yaman untuk memerangi Houthi.
Sedangkan media pemerintah Iran menyatakan, agresi Saudi dan negara-negara Teluk ke Yaman memang didukung AS. Iran telah membantah memberikan bantuan dana dan pelatihan kepada milisi Syiah Houthi di Yaman, seperti yang dituduhkan pemerintah Yaman dan negara-negara Barat.
Di sisi lain, agresi 10 negara Teluk di Yaman dilaporkan mulai memakan banyak korban sipil. Media Yaman menyebut ada puluhan orang tewas. Namun, data resmi korban tewas dalam agresi militer ini belum dirilis.
Credit SINDOnews