"Ini gerakan sporadis, bukan sistematis. Semua itu dalam konteks pidana. Karena prajurit saya menemukan 3 kali ladang ganja. Ada yang 15 hektar, 8 hektar, dan 1,5 hektar," ujar Panglima Jenderal TNI Moeldoko di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/3/2015).
"Kemudian mereka (TNI) bergabung dengan kepolisian untuk sweeping dan menemukan sabu. Mungkin mereka terganggu dengan itu," imbuh Moeldoko.
Hingga saat ini, proses identifikasi penembak masih didalami TNI Angkatan Darat. Moeldoko menilai, cara pelaku menghabisi nyawa kedua prajuritnya itu menyiratkan pesan yang jelas untuk aparat penegak hukum di Aceh bahwa kehadiran TNI sangat tidak diharapkan.
"Pesan mereka sangat jelas kepada kita, untuk itu saya juga akan memberikan pesan yang jelas ke mereka. Perintah saya jelas, cari (pelaku) sampai ketemu," tegas Moeldoko.
Sersan Satu Indra dan Sersan Dua Hendri ditemukan tewas dalam kondisi badan tengkurap dengan tangan terikat ke belakang dan setengah telanjang, Selasa 24 Maret. Pada tubuh korban ditemukan sejumlah luka tembak.
"Keduanya ditemukan dalam kondisi terikat dan hanya menggunakan celana dalam. Kedua mayat ditemukan berdekatan dengan bekas luka tembakan di sekujur tubuh," ujar Kadispenad Brigjen TNI Wuryanto.
Kedua intel itu sempat dikabarkan hilang karena tak kunjung kembali usai menjalankan tugas pemantauan di wilayah Aceh Utara.
Credit Liputan6.com