Ilustrasi Kejahatan Dunia Maya. (Scyther5)
"Pertanyaan saya betulkah situs itu memprovokasi, itu harus dikaji," kata Anwar kepada CNN Indonesia, Selasa (31/3).
Menurutnya, jika memang sudah ada yang mengkajinya, harus dijelaskan kepada publik bahwa benar 19 situs tersebut melakukan hal-hal yang dituduhkan sehingga pantas untuk diblokir.
MUI sendiri melalui bidang komunikasi dan informasi menurut Anwar belum pernah menerima laporan soal adanya situs Islam yang menyampaikan ajaran radikal.
Jika memang sebuah situs menyampaikan ajaran kekerasan yang bertentangan dengan ajaran Islam, MUI menurutnya tidak ragu-ragu untuk mendukung penutupan situs tersebut. "Islam mengajarkan perdamaian dan antikekerasan," katanya.
Penutupan sebuah situs berita dengan alasan mencegah penyebaran ajaran radikal tanpa kajian lebih dulu dinilai Anwar sama seperti pemadam kebakaran yang datang untuk memadamkan api. Padahal, kata Anwar, harus digali lebih dalam mengapa seseorang menjadi radikal.
"Mengapa (situs) diblokir, kalau menyebarkan kekerasan, seperti apa kekerasan dan radikalisme yang mereka sebarkan?" kata Anwar. Mengutip pernyataan mantan Kepala BIN Asad Ali, Anwar mengatakan, readikalisme muncul karena ketidakadilan global. Ketidakadilan inilah menurutnya yang harus dientaskan.
Sebelumnya Kemenkominfo mengaku memerintahkan Internet Service Provide memblokir 19 situs yang menyebarkan paham radikal atau mendukung paham kekerasan. Permintaan pemblokiran ini dilakukan atas dasar laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
19 situs yang diminta untuk diblokir antara lain, arrahmah.com, voa-islam.com, ghur4ba.blogspot.com, panjimas.com, thoriquna.com, dakwatuna.com, kafilahmujahid.com, an-najah.net, muslimdaily.net, hidayatullah.com, salam-online.com, aqlislamiccenter.com, kiblat.net, dakwahmedia.com, muqawamah.com, lasdipo.com, gemaislam.com, eramuslim.com dan daulahislam.com.
Credit CNN Indonesia