Dalam pantauan itu, AS menggunakan pesawat Boeing OC-135B. Menurut Kepala Pusat Pengurangan Risiko Nuklir Rusia, Sergei Ryzhakov, dalam perjanjian “Open Skies”, AS dan Ukraina diizinkan memantau Rusia dari wilayah udara Rusia dan Belarusia.
Dalam perjanjian itu, pesawat pemantau dilarang dilengkapi dengan senjata, tapi disetujui untuk menggunakan teknologi observasi.
”Dalam kerangka Perjanjian Internasional Open Skies, misi perwakilan AS dan Ukraina berencana melakukan penerbangan pantauan atas wilayah suatu kelompok negara yang berpartisipasi (dalam perjanjian), yakni Republik Belarusia dan Federasi Rusia,” kata Ryzhkov kepada RIA Novosti , Senin (30/3/2015).
Menurut Departemen Luar Negeri AS, Perjanjian Open Skies memungkinkan 34 negara peserta perjanjian untuk melakukan penerbangan pantauan terhadap wilayah masing-masing negara. Tujuannya untuk mengumpulkan informasi melalui pencitraan udara terhadap pasukan militer dan kegiatan lain yang dipantau.
Perjanjian Open Skies ditandatangani pada bulan Maret 1992 di Helsinki. Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2002. Rusia telah meratifikasi perjanjian ini pada 26 Mei 2001.
Pantauan oleh pesawat AS dan Ukraina itu terjadi di saat Rusia sedang bersitegang dengan Ukraina, dalam konflik di Ukraina timur. AS sendiri pernah berencana memasok senjata ke Ukraina yang membuat Rusia geram.
Credit SINDOnews