Jumat, 13 Februari 2015

Marinir AS Hancurkan Senjata Sebelum Tinggalkan Yaman

Marinir bantah Pentagon bahwa mereka serahkan senjata pada Houthi.


Marinir AS Hancurkan Senjata Sebelum Tinggalkan Yaman
Militan Houthi melakukan patroli di Ibu kota Sanaa, Yaman. (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi)
 
  CB - Marinir Amerika Serikat memilih untuk menghancurkan senjata mereka, sebelum meninggalkan Yaman. Opsi itu dipilih, agar persenjataan tidak jauh ke pihak lain.

Dikutip dari Reuters, Kamis 12 Februari 2015, marinir mengatakan mereka meninggalkan kedutaan dan menuju bandara, hanya dengan senjata pribadi, setelah persenjataan lain dihancurkan di kedutaan yang terletak di Ibu Kota Sanaa.

Pernyataan itu dikeluarkan, sebagai klarifikasi untuk komentar Pentagon sebelumnya. AS menutup kedutaan besarnya di Sanaa, dan mengevakuasi personilnya, setelah kelompok milisi Houthi resmi merebut kekuasaan pada pekan lalu.

Sebelumnya, muncul laporan bahwa persenjataan yang dibawa marinir ke bandara diserahkan kepada milisi Houthi. Pada pernyatan resmi korps marinir, disebutkan bahwa marinir menyerahkan senjata yang telah dirusak.

Dikatakan bahwa setiap bagian dari senjata telah dihancurkan dengan palu, kemudian ditinggalkan di bandara. Tidak ada senjata yang bisa digunakan, yang diambil dari marinir di bandara.

Yaman yang berbatasan dengan raksasa minyak Arab Saudi, sejak lama menjadi garis depan perang AS melawan Al-Qaeda. Tetapi, aliansi diplomatik yang berlangsung lama antara Washington dan Sanaa telah dibekukan oleh AS.

Prancis dan Inggris juga menutup kedubes mereka, Rabu kemarin, terkait dengan kekhawatiran akan masalah keamanan.


Credit VIVA.co.id