Korea Utara menembakan rudal jarak pendek sebagai kecaman terhadap latihan militer bersama AS-Korea Selatan. (Reuters/KCNA)
Korea Utara secara rutin memprotes latihan militer tahunan Korsel-AS. Pyongyang menilai latihan militer tersebut sebagai persiapan perang dari Seoul. Terkait hal ini, Korea Utara juga telah meningkatkan latihan militr di udara, laut dan darat, menyusul meningkatnya ketegangan antara dua negara Korea tersebut.
Diberitakan Reuters pada Selasa (24/2), Gabungan Pasukan Komando AS-Korea Selatan menyatakan bahwa militer Korea Utara telah diberitahu tentang dimulainya latihan militer, dan bahwa latihan ini tidak bersifat provokatif.
|
Latihan militer bersama AS-Korsel memang kerap ditanggapi dengan dingin oleh Korea Utara. Pada 2013, setelah uji coba nuklirnya yang ketiga, Korea Utara bahkan menyatakan perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri perang dua Korea yang berlangsung pada 1950-1953 "tidak sah", akibat geram akan latihan militer AS-Korsel.
AS merespon dengan meluncurkan jet tempur berkemampuan nuklir jarak panjang B-2 di atas Semenanjung Korea. Aksi ini merupakan aksi unjuk kekuatan untuk menunjukkan kemampuan AS "melucurkan serangan dengan presisi cepat".
Hubungan kedua Korea dalam beberapa bulan terakhir semakin meningkat. Dalam sebuah editorial di surat kabar Partai Pekerja yang berkuasa, Rodong Sinmun pada Selasa (24/2), Pyongyang menggambarkan hubungan kedua Korea ini sebagai "hubungan yang kusut dan mendekati bencana".
Latihan AS-Korea Selatan tahunan pada kali ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama bertajuk 'Key Resolve', yaitu latihan simulasi komputer, yang akan berlangsung sejak 2 Maret hingga 13 Maret.
Sementara, tahap kedua bertajuk 'Foal Eagle, akan berlangsung dari 2 Maret hingga 24 April. 'Foal Eagle' merupakan latihan militer praktis di darat, udara, dan laut, serta melibatkan prajurit operasi khusus.
Credit CNN Indonesia