"Kami melihat ada pembocoran bagian-bagian informasi tertentu yang dicomot sana sini dan berlanjut hingga kini. Hal ini kemudian dimanfaatkan dalam konteks mengaburkan posisi Amerika Serikat dalam negosiasi (dengan Iran) itu," ungkap Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest, seperti dimuat Reuters, Kamis (19/2/2015).
"Kami pastikan bahwa beberapa hal yang disebutkan Israel dalam mengarakterisasi posisi negosiasi kami adalah tidak benar," imbuh dia.
Perkataan Earnest itu merujuk pada laporan New York Times yang menuliskan bahwa para pejabat Israel menyebut AS telah membatasi mereka dalam pembicaran nuklir Iran. Dilaporkan juga bahwa seorang pejabat Uni Eropa mengaku diperingatkan oleh AS untuk berhati-hati dan menjaga informasi yang diterima agar tidak bocor.
Pernyataan dari Gedung Putih itu disampaikan menjelang pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait Iran di depan sidang pleno Kongres AS atas undangan Ketua House of Representatives (setara DPR) asal Republik John Boehner. Pidato tersebut akan disampaikan pada 3 Maret mendatang.
Undangan Boehner ini telah membuat tegang hubungan AS dan Israel lantaran Netanyahu -- yang ingin menghukum Iran -- berusaha bekerja sama dengan kubu Republik AS untuk menunjukkan sikap yang menentang Presiden Barack Obama asal Demokrat menyangkut Iran.
Manuver ini juga disebut-sebut berkaitan dengan upaya mendongkrak suara Netanyahu menjelang Pemilu di Israel yang akan berlangsung pada 17 Maret mendatang.
Obama yang disebut tak begitu baik hubungannya dengan Netanyahu sebelumnya telah menolak bertemu dengan PM Israel itu lantaran konstitusi AS melarang seorang presiden bertemu dengan para pemimpin dunia yang sedang menghadapi Pemilu.
Sementara, Boehner mengundang Netanyahu bulan lalu tanpa berkonsultasi dengan Gedung Putih. Kubu Demokrat menyebut manuver ini telah menghina Obama.
Saat ditanya terkait kecaman dari Gedung Putih, juru bicara Kedutaan Besar Israel di Washington, Aaron Sagui, menolak berkomentar.
AS bersama 5 negara besar lainnya, Rusia, China, Prancis, Jerman, dan Inggris, saat ini tengah berusaha keras bernegosiasi dengan Iran untuk menghentikan program nuklir. Pemerintah Negeri Paman Sam mencurigai Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Namun pihak Iran membantahnya.
Credit Liputan6.com