Sebelumnya Ashton Carter telah menduduki jabatan sebagai Wamenhan.
CB - Presiden
Amerika Serikat, Barack Obama, dilaporkan telah menunjuk pengganti
Menteri Pertahanan, Chuck Hagel, yang memilih mengundurkan diri pada
Senin pekan lalu. Menurut informasi dari para pejabat senior di Gedung
Putih, Presiden ke-45 AS itu memilih mantan Wakil Menteri Pertahanan,
Ashton B Carter untuk memimpin Pentagon.
Laman Russia Today (RT) Selasa, 2 Desember 2014 melansir
penunjukkan Carter sudah ramai diberitakan media. Menurut informasi dari
pejabat berwenang Pentagon, sejak awal, Carter memang sudah berada
dalam daftar kandidat yang dipilih Obama.
Kini Carter tinggal menanti persetujuan dari Senat mengenai penunjukkannya.
Pandangan Carter mengenai prioritas pertahanan terlihat sejalan
dengan agenda Obama, termasuk pemikiran mengenai aliansi pertahanan dan
kemitraan di Asia dan Pasifik. Selain itu, mereka juga sejalan dengan
lebih memfokuskan perhatian ke pertahanan di dunia maya dan menghadapi
penyebaran senjata pemusnah massal.
Sayangnya, calon Menhan yang berusia 60 tahun itu dianggap kurang
memiliki pengalaman terkait strategi perang dan tidak pernah turun ke
lapangan untuk berperang seperti pendahulunya, Hagel yang terluka dalam
Perang Vietnam.
Kendati begitu, Carter memiliki latar belakang di bidang pertahanan
yang begitu luas. Dia meraih gelar sarjana mengenai sejarah di abad
pertengahan dari Universitas Yale dan memperoleh gelar doktornya di
bidang fisika teori dari Universitas Oxford.
Sebelum bergabung di Pentagon sejak tahun 2009 lalu, Carter
merupakan ketua dan pengajar bidang isu global dan internasional di
Universitas Harvard, F Kennedy School of Government dan direktur bersama
proyek pencegahan pertahanan.
Sebelumnya, Carter sudah dibidik untuk menjadi Menhan. Namun, Obama
lebih menjatuhkan pilihan ke Hagel. Walau begitu, dia tetap menjadi
Wakil Menhan selama 10 bulan di bawah kepemimpinan Hagel.
Carter dikenal memiliki reputasi di bidang senjata teknologi tinggi
dan anggaran militer, sehingga menjadikan anggaran di Pentagon lebih
efisien. Dia juga membantu proses pemusnahan senjata nuklir dari Ukraina
dan beberapa negara di bawah kepemimpinan Soviet.
Washington Post pernah menulis banyak pejabat berwenang di
Pentagon dan para pengamat menilai Carter tidak nyaman di bawah
kepemimpinan Hagel, sebab dia telah berambisi untuk memimpin Pentagon.
Maka, dia memilih mundur dari Dephan.
Dalam surat pengunduran dirinya, Carter mengatakan sudah sejak lama
ingin meninggalkan Pentagon. Namun, dia tetap bertahan, karena masih
adanya situasi fiskal yang kurang menguntungkan di AS terkait kebuntuan
anggaran federal.
Sementara, di mata pimpinannya, Hagel, Carter tetap aset berharga.
"Ash telah menunjukkan loyalitas yang luar biasa dan Wamenhan yang
efektif. Dephan akan kehilangan dia. Saya pun akan kehilangan dia," ujar
Hagel dalam sebuah pernyataan ketika melepas Carter untuk mundur.
Credit VIVAnews