PK-AXC, Airbus A320-200 yang dioperasikan oleh maskapai Indonesia AirAsia, yang hilang sejak Minggu (28/12/2014). Registrasi PK-AXC bisa dilihat di bagian belakang fuselage (badan) pesawat. Foto diambil pada 7 September 2011 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
TANGERANG, CB — AirNav Indonesia memastikan bahwa perintah agar pesawat AirAsia QZ8501 menaikkan ketinggiannya tak pernah dijawab oleh pesawat yang membawa 162 orang itu. Hanya berjarak dua menit dari komunikasi terakhir, pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak dengan Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta.
"Request to higher level," ujar Kapten Irianto, pilot Airasia QZ8501, yang saat itu menerbangkan pesawatnya di ketinggian 32.000 kaki.
Setelah itu, Wisnu mengatakan bahwa petugas ATC Bandara Soekarno-Hatta menjawab langsung permintaan itu.
"Intended to what level?" tanya petugas, seperti ditirukan Wisnu.
Pilot menyatakan ingin terbang di ketinggian 38.000 kaki tanpa
menyebutkan alasannya. Pihak ATC Bandara Soekarno-Hatta kemudian
mengontak ATC Bandara Changi Internasional, Singapura, untuk melakukan
koordinasi.
"Hanya butuh waktu 2-3 menit untuk berkomunikasi dengan Singapura.
Dari situ, kami memberikan izin agar pesawat naik 34.000 kaki," ucap
Wisnu.
Saat itu, pesawat diberikan izin naik ke 34.000 kaki karena pada
saat yang sama pada level 38.000 kaki masih terdapat pesawat, yakni
AirAsia 502. "Saat kami sampaikan jawaban agar naik ke 34.000 kaki,
sudah tidak ada lagi jawaban sekitar pukul 06.14," papar Wisnu.
ATC Bandara Soekarno-Hatta kemudian mengontak pesawat-pesawat di
sekitar AirAsia QZ8501 untuk juga membantu menghubungi pesawat itu.
Ketika itu, pesawat masih terdeteksi di radar ATC. Namun, upaya itu
menemui kegagalan karena tak ada lagi jawaban dari pesawat naas itu.
Pukul 07.55, pesawat AirAsia QZ8501 dinyatakan resmi hilang kontak.
Posisi terakhir diduga berada di sekitar Tanjung Pandan, Belitung, dan
Pontianak, Kalimantan Barat. Upaya pencarian pesawat masih terus
dilakukan oleh berbagai pihak.
Credit KOMPAS.com