PT Aneka Tambang menemukan cadangan emas
baru di Pegunungan Bintang, Papua, dengan potensi galian mencapai 1
miliar ton. (thinkstockphotos.com/TomasSereda)
"Karena Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) sudah mengubah peta kawasan di sana dari hutan lindung menjadi konservasi, makanya mereka belum bisa melakukan eksploitasi. Sebenarnya sih bisa, asal underground (pertambangan bawah tanah)," ujar R. Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa (23/12).
Selain Antam, lanjut Sukhyar bilang, terdapat tiga perusahaan tambang lain yang juga menemukan cadangan emas di Nabire, Papua, yakni PT Nabire Bhakti Mining, PT Irja Estern dan PT Iriana Mutiara Indenberg. Nasib ketiganya serupa dengan Antam, yakni masih terkandala perizinan lahan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
"Kawasan itu bisa dieksploitasi asal batas hutan konservasi dan lindung diubah Menteri KLH. Setahu saya, satu dari tiga perusahaan ini salah satunya ada saham Freeport di sana," kata Sukhyar.
Sebagai informasi, sejak 2009 Antam telah melakukan eksplorasi di kawasan Pegunungan Bintang, Papua dalam rangka menemukan cadangan mineral yang meliputi emas, tembaga dan lain-lain. Hasilnya, BUMN tambang tersebut menemukan cadangan emas berskala besar atau setara dengan wilayah kerja PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang diperkirakan mencapai 1 miliar ton.
Credit CNN Indonesia