Satuan aviasi angkatan laut Rusia memilih jalan untuk memodernisasi pesawat patroli antikapal miliknya. Foto: RIA Novosti
CB - Kekuatan aviasi untuk angkatan laut—yang merupakan hasil reformasi pasca-Uni Soviet—berada dalam posisi paling sulit dibanding satuan Angkatan Laut Rusia lain.
Setelah kehilangan semua pesawat pembom strategis Tu-95, pesawat serbu, dan pesawat jet tempur miliknya, Angkatan Laut Rusia
telah kehilangan kemampuan untuk melindungi kapal dan satuan penjagaan
pantai miliknya secara mandiri, serta tak bisa lagi memberi bantuan
tembakan dari udara bagi mereka. Saat ini Rusia tengah memulihkan
kembali kekuatan aviasi angkatan lautnya, meski untuk memenuhi rencana ambisius tersebut, pemerintah harus melewati jalan yang panjang.
Ancaman Kapal Selam
Satuan aviasi angkatan laut Rusia memilih jalan untuk
memodernisasi pesawat patroli antikapal miliknya. Peluang kesuksesan
pembaharuan tersebut meningkat tajam berkat dipasangnya kompleks radio
elektronik yang baru.
Musim panas
lalu, pesawat patroli Il-38N pertama yang sudah dimodernisasi
didatangkan ke Pusat Penggunaan dan Pendidikan Ulang Militer Penerbang
Aviasi Armada Laut Rusia 859 di kota Yeysk. Berdasarkan kontrak dengan
Kementerian Pertahanan Rusia, perusahaan Il harus memodernisasi lima
unit pesawat tersebut.
Keunggulan utama Il-38N terletak pada sistem
penguncian sasaran dan pencarian terbaru Novella-P-38. Modifikasi ekspor
sistem ini mendapatkan julukan yang sangar, yakni “ular laut” dan
dipasang di pesawat modifikasi Il-38SD milik Angkatan Laut India. Saat
ini terdapat lima unit pesawat tersebut. Ciri khas yang khusus dari
pesawat ini adalah kemampuan untuk membawa dua roket antikapal Kh-35E.
Sistem pesawat tersebut memiliki radar resolusi tinggi. Antena radar dimasukkan ke dalam fairing di bawah hidung pesawat. Selain itu, pesawat juga memiliki sistem observasi optik elektronik gyrostabilized
Lanner-A dalam kontainer yang menyerupai bola di bagian hidung pesawat
dan sistem komando taktis, serta sistem intelejen elektronik.
Kapal Induk Militer Masa Depan
Jet tempur angkatan laut Su-33 dan MiG-29K
dikembangkan secara bersamaan dalam lingkup program Soviet untuk
pembentukan kekuatan kapal-kapal induk yang lengkap. Su-33 dikembangkan
sebagai jet tempur penakluk kepemimpinan di ruang udara, sedangkan
MiG-29K dikembangkan sebagai pesawat multifungsi untuk menjamin kinerja
sistem pertahanan udara dalam jarak dekat dan penyerangan sasaran di
atas air dan darat. Namun, kedua pesawat tersebut malah bersaing satu
sama lain.
Pada 2012, Kementerian Pertahanan Rusia telah
menandatangani kontrak pemesanan 20 unit MiG-29K dan empat unit
MiG-29KUB. Hingga Desember ini, Angkatan Laut Rusia sudah memiliki
sepuluh unit MiG-29K dan empat unit Sparka.
Pesawat ini berbeda jauh dengan MiG-29K generasi pertama. Pesawat ini dipersenjatai dengan kompleks avionik dan board system baru
dan mampu menggunakan persenjataan yang dikendalikan maupun senjata
otomatis untuk kelas udara-ke-udara dan udara-ke-darat. Jika pembentukan
kekuatan kapal induk dalam Armada Laut Rusia terealisasi, maka
MiG-29K/KUB akan menjadi kekuatan serbu utama mereka.
Jet tempur multifungsi Su-30SM dibeli untuk
meningkatkan potensi kekuatan tempur satuan aviasi Angkatan Laut Rusia.
Pesawat ini dirancang untuk menggantikan Su-24 yang sudah menua di
Krimea. Pada Desember 2013, kontrak pertama telah ditandatangani untuk
penyediaan lima pesawat tempur. Tiga unit pertama akan diserahkan pada
musim panas tahun depan. Pada September lalu, telah ditandatangani
kontrak kedua untuk tujuh unit pesawat, dengan total nilai kontrak
tersebut mencapai 12 miliar rubel.
“Pesawat-pesawat muktahir itu mampu bertempur
melawan sasaran di udara, di atas laut, dan di darat, yang secara
signifikan meningkatkan potensi kekuatan aviasi angkatan laut Rusia,” kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yuriy Borisov saat menandatangani kontrak.
Pemburu Bersayap Putar
Pembaharuan serius juga dinantikan dalam armada helikopter satuan aviasi Angkatan Laut Rusia.
Pertama, armada laut Rusia harus memiliki helikopter
tempur berbasis kapal Ka-52K yang berciri khas memiliki baling-baling
dua tingkat dan memiliki sayap. Program kedua adalah modernisasi armada
besar helikopter pencarian dan pertolongan (Ka-27PS) serta helikopter
antikapal (Ka-27PL). Secara keseluruhan, kemungkinan sekitar 50 unit
helikopter Ka-27PL/PS akan mengikuti program modernisasi dan masa
kerjanya dapat meningkat sepuluh hingga 15 tahun.
Jika semua rencana dan program-program ambisius yang memiliki tujuan untuk meningkatkan potensi tempur kekuatan aviasi armada laut Rusia ini berhasil dilaksanakan, maka untuk pertama kalinya dalam periode pasca-Uni Soviet Rusia bisa memiliki satuan tempur laut universal dan multifungsi yang komprehensif.
Credit RBTH Indonesia