Untuk diketahui, fusi nuklir tidak sepenuhnya aman, tapi jauh lebih aman dari pada reaktor fusi yang sekarang digunakan untuk membangkitkan listrik.
“Reaktor fusi tidak bisa meledak, bahan bakarnya tidak radioaktif untuk jangka panjang dan bisa menjadi sumber energi yang tidak terbatas”, kata Thomas Jarboe profesor fisika dari Universitas Washington.
“Tidak meninggalkan polusi di bumi, tidak ada bekas, tidak ada limbah radioaktif atau gas rumah kaca. Pada dasarnya fusi nuklir adalah sumber energi yang ideal,” kata Profesor Jarboe.
Tapi memulai proses fusi memerlukan kondisi yang hampir sama dengan permukaan matahari tapi pada ruang yang tertutup.
Begitu fusi dimulai, maka reaktor akan menghasilkan panas dalam jumlah besar untuk menciptakan uap dan menjalankan turbin generator listrik. Para ilmuwan bereksperimen dengan beberapa metode untuk memulai fusi.
Salah satunya adalah ‘tokamak’ yang sedang dibangun di Perancis yang akan menggunakan magnet yang sangat kuat untuk melekatkan plasma yang sangat panas tetap berada ditempatnya.
Tapi profesor Jarboe dan timnya sedang mengupayakan pendekatan yang berbeda, memasukkan arus listrik ke plasma itu sendiri untuk menciptakan ruang magnetik yang kuat.
”Apa yang kami temukan adalah cara untuk mempertahankan arus listrik jauh lebih efisien dari pada metode yang sekarang digunakan pada tokamaks,” kata Derek Sunderland, seorang peneliti.
Profesor Jarboe mengatakan membangun reaktor ukuran sebenarnya yang disebut ‘dynomak’ memerlukan lebih sedikit bahan dari pada reaktor tokamak.
“Itu akan memungkinkan pembuatan reaktor yang lebih murah karena tidak memerlukan banyak dinding, dan lebih sedikit kumparan yang perlu ditutup,” kata Thomas Jarbo.
Para ilmuwan berencana untuk meneruskan eksperimen dengan membangun reaktor dynomak yang lebih besar yang bisa mempertahankan arus plasma lebih efisien, dan mereka yakin fusi yang berkelanjutan bisa dicapai dalam generasi ini.
Credit REPUBLIKA.CO.ID