Macroscelides micus, salah satu spesies baru
CB - The
California Academy of Sciences mengungkapkan, selama penelitiannya di
tahun 2014, ilmuwannya telah menemukkan setidaknya 221 spesies baru yang
berasal dari lima benua dan dua samudera, termasuk penemuan di gua-gua
terpencil hingga dasar laut.
Spesies baru tersebut berupa tanaman dan hewan. Rinciannya yaitu 110 semut, 16 kumbang, 3 laba-laba, 28 ikan, 24 siput laut, 2 cacing laut, 9 teritip, 2 oktokoral, 25 tanaman, 1 beruang air, dan 1 mamalia kecil.
Dengan penemuan itu, menurut ilmuwan tersebut, diharapkan mereka dapat membantu dalam pemahaman evolusi kehidupan di bumi. Dengan demikian manusia dapat mengetahui apa yang diperlukan untuk masa mendatang. Selain itu juga, penemuan ini dapat menjadi rujukan untuk keputusan konservasi yang lebih baik lagi.
"Ilmuwan kami tanpa lelah menjelajah daerah di bumi yang belum disentuh. Tidak hanya menemukan spesies baru, tetapi juga dapat mengungkapkan pentingnya spesies untuk kesehatan sistem alam kita. Temuan kami ini bisa digunakan untuk membantu mempertahankan masa depan kehidupan anak dan cucu kita," ujar Dr. Meg Lowman Kepala Akademi Sains dan Keberlanjutan CAS dilansir laman redorbit.com, Rabu, 24 Desember 2014.
Lebih lanjut lagi, kata Dr Lowman, penemuan-penemuan itu akan terus berlanjut seiring dengan area-area yang belum diteliti lebih dalam lagi. Menurutnya, spesies baru itu tidak hanya ditemukan di daerah yang jarang dijamah manusia, melainkan di lingkungan sekitar.
"Bahkan di halaman belakang kita sendiri. Penemuan-penemuan baru berlimpah. Setidaknya ada 90 persen dari spesies yang ada di Bumi yang belum kita ungkap," ungkapnya.
Kemudian, Dr. Lowman membeberkan hasil-hasil penemuan yang cukup menarik bagi dirinya, seperti ditemukannya tiga laba-laba kecil di Asia Tenggara. Menurutnya, spesies tersebut ada karena faktor pendukung dari keanekaragaman hayati hutan-hutan tropis, seperti di Filipina dan Malaysia.
Sedangkan, penemuan lainnya yang cukup jadi perhatian, yakni ditemukkannya seekor mamalia kecil berberbentuk menyerupai gajah dan tikus namun ukurannya lebih kecil lagi, bernama sengi. Para ilmuwan sukses menemukan spesies baru itu di padang pasir Namibia, Afrika.
"Hanya selusin spesies baru mamalia yang ditemukan di alam liar setiap tahunnya. Bagi kami, yang mengherankan, adalah ditemukannya tiga sengi baru dalam satu dekade terakhir. Yang membuktikan jika spesies baru itu bisa jadi memiliki jumlah yang sangat banyak," kata Galen Rathbun salah satu ilmuwan tersebut.
Spesies baru tersebut berupa tanaman dan hewan. Rinciannya yaitu 110 semut, 16 kumbang, 3 laba-laba, 28 ikan, 24 siput laut, 2 cacing laut, 9 teritip, 2 oktokoral, 25 tanaman, 1 beruang air, dan 1 mamalia kecil.
Dengan penemuan itu, menurut ilmuwan tersebut, diharapkan mereka dapat membantu dalam pemahaman evolusi kehidupan di bumi. Dengan demikian manusia dapat mengetahui apa yang diperlukan untuk masa mendatang. Selain itu juga, penemuan ini dapat menjadi rujukan untuk keputusan konservasi yang lebih baik lagi.
"Ilmuwan kami tanpa lelah menjelajah daerah di bumi yang belum disentuh. Tidak hanya menemukan spesies baru, tetapi juga dapat mengungkapkan pentingnya spesies untuk kesehatan sistem alam kita. Temuan kami ini bisa digunakan untuk membantu mempertahankan masa depan kehidupan anak dan cucu kita," ujar Dr. Meg Lowman Kepala Akademi Sains dan Keberlanjutan CAS dilansir laman redorbit.com, Rabu, 24 Desember 2014.
Lebih lanjut lagi, kata Dr Lowman, penemuan-penemuan itu akan terus berlanjut seiring dengan area-area yang belum diteliti lebih dalam lagi. Menurutnya, spesies baru itu tidak hanya ditemukan di daerah yang jarang dijamah manusia, melainkan di lingkungan sekitar.
"Bahkan di halaman belakang kita sendiri. Penemuan-penemuan baru berlimpah. Setidaknya ada 90 persen dari spesies yang ada di Bumi yang belum kita ungkap," ungkapnya.
Kemudian, Dr. Lowman membeberkan hasil-hasil penemuan yang cukup menarik bagi dirinya, seperti ditemukannya tiga laba-laba kecil di Asia Tenggara. Menurutnya, spesies tersebut ada karena faktor pendukung dari keanekaragaman hayati hutan-hutan tropis, seperti di Filipina dan Malaysia.
Sedangkan, penemuan lainnya yang cukup jadi perhatian, yakni ditemukkannya seekor mamalia kecil berberbentuk menyerupai gajah dan tikus namun ukurannya lebih kecil lagi, bernama sengi. Para ilmuwan sukses menemukan spesies baru itu di padang pasir Namibia, Afrika.
"Hanya selusin spesies baru mamalia yang ditemukan di alam liar setiap tahunnya. Bagi kami, yang mengherankan, adalah ditemukannya tiga sengi baru dalam satu dekade terakhir. Yang membuktikan jika spesies baru itu bisa jadi memiliki jumlah yang sangat banyak," kata Galen Rathbun salah satu ilmuwan tersebut.
Credit VIVAnews