Pesawat pemantau tanpa awak (UAV) Orlan-10. Foto: Press photo
CB - Volume penyediaan kompleks intelejen ruang udara dan pesawat pemantau tanpa awak Orlan-10 ke angkatan bersenjata Rusia tahun ini meningkat empat kali lipat. Tempo pembelian peralatan tersebut rencananya akan tetap dipertahankan oleh Kementerian Pertahanan Rusia di tahun 2015 mendatang.
Pesawat tanpa awak dengan berat awal mencapai 14-18
kilogram ini mampu mengangkut beban barang seberat lima kilogram.
Pesawat yang diluncurkan dengan pelontar lipat tersebut dapat terbang
hingga ketinggian lima ribu meter dan mencapai kecepatan 170 kilometer
per jam. Pesawat ini juga mampu menyiarkan gambar lapangan dalam mode real time ke alat pengendali.
Tahun ini, Orlan—seperti halnya pesawat tanpa awak militer
lain yakni Grusha, Granat, Leer, dan Forpost—untuk pertama kalinya
bergabung dengan tentara Rusia untuk melindungi kamp militer
mereka dari kemungkinan serangan teroris. Dalam latihan militer,
pesawat ini diterbangkan dari ketinggian 30 meter hingga 6.500 meter dan
bertugas memberikan informasi operasional penting pada markas besar
mengenai gerakan kelompok kendaraan lapis baja musuh, pergerakan satuan
militer mereka di perbatasan-perbatasan, serta mengendalikan proses
pemenuhan misi latihan militer tersebut dalam mode real time.
Data hasil pengintaian dan gambar yang diambil dari
foto di udara bisa didapatkan melalui bantuan pesawat tanpa awak.
Informasi-informasi tersebut lalu akan digunakan oleh satuan komando
militer untuk menghancurkan musuh bayangan mereka dalam latihan militer
tersebut.
Perlengkapan teknologi peralatan tersebut juga dapat
menampilkan gambar “pertempuran” yang sedang terjadi, lalu mengamati
hasil dari tembakan senjata artileri serta memberikan koreksi koordinat
tembak bagi senjata artileri itu sendiri.
Pesawat tanpa awak berukuran kecil, Granat, telah
meningkatkan efektivitas tembakan divisi artileri sebesar 1,5 hingga dua
kali lebih besar berkat penurunan waktu penemuan sasaran dan ketepatan
penunjukkan posisi sasaran yang akurat. Selain itu, kompleks intelejen,
pengendalian, dan komunikasi bergerak (pesawat tanpa awak masuk ke
dalamnya), dapat bekerja sebagai alat penyiar ulang komunikasi dengan
markas besar tingkat tinggi. Semua data audio dan visual disampaikan
melalui saluran yang terlindungi hingga jarak seratus kilometer.
Tentu para anggota militer ingin melihat pesawat
tanpa awak universal, yang siap tidak hanya menampilkan informasi
tentang musuh kepada pusat komando dalam moda waktu nyata saja, tetapi
juga menghancurkan objek musuh tersebut bila diperlukan. Akan tetapi,
itu adalah tugas untuk masa yang akan datang.
Pesawat tanpa awak ini kini dimiliki oleh seluruh
brigade angkatan darat dan divisi tentara Rusia. Belum lama ini, telah
dibentuk subdivisi alat terbang tanpa awak di struktur kemiliteran
tersebut.
Pesawat tanpa awak ini secara aktif digunakan untuk
menekan gelombang radio elektronik obyek “asing”. Sebagai contoh, dengan
bantuan pesawat tanpa awak, mereka dapat meredam gelombang telepon
seluler.
Credit RBTH Indonesia