Ilustrasi anggota Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI). (Laura Buckman)
Jakarta, CB -- Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) dilibatkan dalam penyelidikan dugaan penyimpangan dalam proses sertifikasi pesawat 737 MAX buatan Boeing. Hal ini membuat aparat penegak hukum yang ikut mengusut pesawat itu bertambah.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (21/3), ketika dikonfirmasi FBI menolak memberikan komentar. Sikap yang sama juga terjadi pada Boeing.
Sebelumnya jaksa federal dan Kementerian Perhubungan AS menyelidiki proses pengembangan 737 MAX. Hal ini terjadi setelah kecelakaan yang terjadi pada tipe itu yang digunakan dalam penerbangan maskapai Lion Air JT610 dan Ethiopian Airlines ET302.
Dua kecelakaan maut itu hanya berselang lima bulan. Apalagi pesawat itu masih baru dan dilengkapi perangkat paling mutakhir.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (21/3), ketika dikonfirmasi FBI menolak memberikan komentar. Sikap yang sama juga terjadi pada Boeing.
Sebelumnya jaksa federal dan Kementerian Perhubungan AS menyelidiki proses pengembangan 737 MAX. Hal ini terjadi setelah kecelakaan yang terjadi pada tipe itu yang digunakan dalam penerbangan maskapai Lion Air JT610 dan Ethiopian Airlines ET302.
Dua kecelakaan maut itu hanya berselang lima bulan. Apalagi pesawat itu masih baru dan dilengkapi perangkat paling mutakhir.
Karena kecelakaan itu juga, sejumlah negara dan maskapai melarang
penggunaan Boeing 737 MAX. Alhasil, 300 unit burung besi itu
diistirahatkan sementara sambil menunggu proses pemeriksaan dan
penyelidikan.
Saham Boeing juga anjlok akibat larangan terbang itu.
Biro Penyelidik Penerbangan Prancis (BEA) menyatakan dari hasil pengusutan permulaan terhadap data kotak hitam, terlihat ada kemiripan antara kecelakaan Ethiopian Airlines ET302 dan Lion Air PK-LQP. Menurut mereka hal itu akan menjadi bahan untuk penyelidikan lebih jauh.
Pemerintah Ethiopia yang memutuskan mengirim dua kotak hitam pesawat Boeing 737 MAX 8 maskapai Ethiopian Airlines yang jatuh pada 10 Maret lalu ke Prancis, karena mereka tidak mempunyai kemampuan dan peralatan untuk menganalisis data pada perangkat itu. Insiden itu menyebabkan 157 awak dan penumpangnya meninggal.
Menurut Menteri Perhubungan Ethiopia, Dagmawit Moges, hasil kesimpulan awal dari pembacaan data di kotak hitam akan diungkap dalam 30 hari. Dia menyatakan data kecelakaan Lion Air akan dibandingkan dengan insiden Ethiopian Airlines.
Saham Boeing juga anjlok akibat larangan terbang itu.
Biro Penyelidik Penerbangan Prancis (BEA) menyatakan dari hasil pengusutan permulaan terhadap data kotak hitam, terlihat ada kemiripan antara kecelakaan Ethiopian Airlines ET302 dan Lion Air PK-LQP. Menurut mereka hal itu akan menjadi bahan untuk penyelidikan lebih jauh.
Pemerintah Ethiopia yang memutuskan mengirim dua kotak hitam pesawat Boeing 737 MAX 8 maskapai Ethiopian Airlines yang jatuh pada 10 Maret lalu ke Prancis, karena mereka tidak mempunyai kemampuan dan peralatan untuk menganalisis data pada perangkat itu. Insiden itu menyebabkan 157 awak dan penumpangnya meninggal.
Menurut Menteri Perhubungan Ethiopia, Dagmawit Moges, hasil kesimpulan awal dari pembacaan data di kotak hitam akan diungkap dalam 30 hari. Dia menyatakan data kecelakaan Lion Air akan dibandingkan dengan insiden Ethiopian Airlines.
Dari
data penerbangan yang dilansir situs FlightRadar24, kedua pesawat itu
sempat mengalami kendala dalam mempertahankan ketinggian jelajah sebelum
jatuh.
Banyak pihak mencurigai sistem anti-stall (MCAS) yang ditambahkan di 737 MAX 8. Perangkat itu secara otomatis memerintahkan hidung pesawat menurun ketika pesawat dianggap dalam situasi stall.
Dalam kasus Lion Air, pilot mengalami kesulitan mengendalikan pesawat ketika mengaktifkan mode autopilot. Perangkat MCAS terus menerus mengarahkan hidung pesawat menukik tak berapa lama usai lepas landas.
Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines jatuh tak jauh dari di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, saat hendak menuju Nairobi, Kenya, 10 Maret 2019.
Pesawat itu mengangkut 157 penumpang dari 32 negara dan seluruhnya dipastikan tewas dalam kecelakaan itu.
Banyak pihak mencurigai sistem anti-stall (MCAS) yang ditambahkan di 737 MAX 8. Perangkat itu secara otomatis memerintahkan hidung pesawat menurun ketika pesawat dianggap dalam situasi stall.
Dalam kasus Lion Air, pilot mengalami kesulitan mengendalikan pesawat ketika mengaktifkan mode autopilot. Perangkat MCAS terus menerus mengarahkan hidung pesawat menukik tak berapa lama usai lepas landas.
Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines jatuh tak jauh dari di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, saat hendak menuju Nairobi, Kenya, 10 Maret 2019.
Pesawat itu mengangkut 157 penumpang dari 32 negara dan seluruhnya dipastikan tewas dalam kecelakaan itu.
Hasil penyelidikan sementara, pilot Ethiopian Airlines dengan nomor
penerbangan 302 itu sempat meminta untuk kembali, setelah beberapa menit
lepas landas dari bandara Bole di Addis Ababa pada pukul 08.38 pagi
waktu setempat.
Credit cnnindonesia.com