WASHINGTON
- Pemerintah Amerika Serikat mengatakan pihaknya tidak lagi berusaha
menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun, Washington
memperbarui peringatannya yang tidak akan memberi bantuan rekonstruksi
kecuali rezim Damaskus secara fundamental berubah.
James Jeffrey, perwakilan khusus AS di Suriah, mengatakan bahwa Assad perlu berkompromi karena dia belum memenangkan perang sipil yang sudah berlangsung tujuh tahun. Dia memperkirakan bahwa sekitar 100.000 petempur oposisi bersenjata masih berada di Suriah.
“Kami ingin melihat rezim yang secara fundamental berbeda. Ini bukan perubahan rezim, kami tidak berusaha menyingkirkan Assad," kata Jeffrey di Atlantic Council, sebuah kelompok think tank yang berbasis di Washington, pada hari Senin.
Dia memperkirakan bahwa Suriah akan membutuhkan dana USD300 miliar hingga USD400 miliar untuk membangun kembali wilayahnya yang hancur. Jeffrey memperingatkan bahwa kekuatan Barat dan lembaga keuangan internasional tidak akan melakukan pendanaan tanpa ada perubahan pada rezim tersebut.
"Ada kesiapan yang kuat dari pihak negara-negara Barat untuk tidak mempertaruhkan uang untuk bencana itu, kecuali kita memiliki semacam ide bahwa pemerintah siap berkompromi dan dengan demikian tidak menciptakan horor lagi di tahun-tahun mendatang," katanya, yang dilansir AFP, Selasa (18/12/2018).
Mantan presiden Barack Obama telah meminta Assad untuk lengser, meskipun dia ragu untuk membuat bijakan intervensi AS dalam perang Suriah yang kompleks. Washington selama ini mengklaim mempertahankan tujuan militernya di Suriah hanya untuk mengalahkan kelompok ekstremis ISIS atau Islamic State.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengakui bahwa Assad kemungkinan akan tetap berkuasa di Suriah. Tetapi, Menteri Luar Negeri Michael Pompeo memperingatkan pada bulan Oktober bahwa Amerika Serikat tidak akan menyediakan "satu dolar" pun untuk rekonstruksi Suriah jika Iran tetap bercokol di Suriah.
James Jeffrey, perwakilan khusus AS di Suriah, mengatakan bahwa Assad perlu berkompromi karena dia belum memenangkan perang sipil yang sudah berlangsung tujuh tahun. Dia memperkirakan bahwa sekitar 100.000 petempur oposisi bersenjata masih berada di Suriah.
“Kami ingin melihat rezim yang secara fundamental berbeda. Ini bukan perubahan rezim, kami tidak berusaha menyingkirkan Assad," kata Jeffrey di Atlantic Council, sebuah kelompok think tank yang berbasis di Washington, pada hari Senin.
Dia memperkirakan bahwa Suriah akan membutuhkan dana USD300 miliar hingga USD400 miliar untuk membangun kembali wilayahnya yang hancur. Jeffrey memperingatkan bahwa kekuatan Barat dan lembaga keuangan internasional tidak akan melakukan pendanaan tanpa ada perubahan pada rezim tersebut.
"Ada kesiapan yang kuat dari pihak negara-negara Barat untuk tidak mempertaruhkan uang untuk bencana itu, kecuali kita memiliki semacam ide bahwa pemerintah siap berkompromi dan dengan demikian tidak menciptakan horor lagi di tahun-tahun mendatang," katanya, yang dilansir AFP, Selasa (18/12/2018).
Mantan presiden Barack Obama telah meminta Assad untuk lengser, meskipun dia ragu untuk membuat bijakan intervensi AS dalam perang Suriah yang kompleks. Washington selama ini mengklaim mempertahankan tujuan militernya di Suriah hanya untuk mengalahkan kelompok ekstremis ISIS atau Islamic State.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengakui bahwa Assad kemungkinan akan tetap berkuasa di Suriah. Tetapi, Menteri Luar Negeri Michael Pompeo memperingatkan pada bulan Oktober bahwa Amerika Serikat tidak akan menyediakan "satu dolar" pun untuk rekonstruksi Suriah jika Iran tetap bercokol di Suriah.
Jeffrey
juga menyerukan pengusiran pasukan Iran di Suriah, yang kehadirannya
ditentang keras oleh Israel. Meski demikian, dia mengatakan bahwa AS
menerima Teheran untuk mempertahankan beberapa peran diplomatiknya di
negeri Assad.
Menurut Jeffrey, Amerika Serikat menginginkan Suriah yang tidak mengobarkan serangan senjata kimia atau menyiksa warganya sendiri. Dia mengakui Amerika Serikat tidak dapat menemukan sekutu dalam waktu dekat di Suriah.
Menurut Jeffrey, Amerika Serikat menginginkan Suriah yang tidak mengobarkan serangan senjata kimia atau menyiksa warganya sendiri. Dia mengakui Amerika Serikat tidak dapat menemukan sekutu dalam waktu dekat di Suriah.
Credit sindonews.com