Senin, 08 Oktober 2018

S-300 Rusia Lindungi Suriah, AS Bakal Kirim Banyak F-35 ke Israel



S-300 Rusia Lindungi Suriah, AS Bakal Kirim Banyak F-35 ke Israel
Pesawat jet tempur siluman F-35 produksi Lockheed Martin, Amerika Serikat. Foto/REUETRS/Andy Wolfe


TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) dilaporkan akan mengirim jet tempur siluman F-35 lebih banyak ke Israel setelah Rusia memasok Suriah dengan sistem rudal S-300. Langkah Moskow sebagai respons atas jatuhnya  pesawat militer Rusia di Latakia, di mana militer Tel Aviv yang disalahkan.

Laporan ini dirilis DEBKAfile, situs berita intelijen militer yang memiliki hubungan dengan dinas keamanan Israel. "Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memberikan bantuan kepada sekutu Amerika yang paling setia menyusul konsultasi di tingkat administrasi dan militer tertinggi," bunyi laporan tersebut.



"Langkah untuk meningkatkan persenjataan Israel diambil di belakang 'peningkatan ancaman' Rusia dan keputusannya untuk mengirimkan sistem pertahanan udara S-300 ke negara yang dilanda perang tersebut," lanjut laporan tersebut.

Jumlah pasti pesawat jet tempur termahal buatan Lockheed Martin Amerika Serikat ini belum diungkapkan.

Menurut laporan itu, selain memberi tahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Washington juga memberi tahu Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab Muhammad bin Zayed tentang keputusan Trump.

Jet tempur multiperan siluman F-35 untuk Israel akan dikerahkan dari skuadron layanan aktif Angkatan Udara AS. Skuadron pertama akan ditempatkan di Pangkalan Udara Al Dhafra Uni Emirat Arab, sekitar 32 kilometer (19 mil) dari Abu Dhabi.

DEBKAfile, dalam laporannya, menyimpulkan bahwa transfer F-35 secara besar-besaran ini menunjukkan mengindikasikan sekutu untuk mempertahankan operasi Israel di Suriah, meskipun kehadiran S-300 dan peningkatan kemampuan pertahanan udara Rusia-Suriah. 


Seperti diketahui pesawat mata-mata militer Rusia, Il-20, ditembak jatuh sistem rudal S-200 Suriah saat sistem itu merespons serangan empat jet tempur F-16 Israel di Latakia pada 17 September 2018. Moskow yang menyalahkan Tel Aviv, mengatakan datanya membuktikan bahwa jet tempur F-16 Israel menggunakan pesawat Rusia itu sebagai perisai. Namun Tel Aviv membantah tuduhan itu.

Kepala Komando Sentral AS, Jenderal Joseph Votel, menyebut langkah pengerahan sistem rudal S-300 Rusia sebagai langkah pemicu eskalasi yang tidak perlu. Dia menegaskan keberadaan senjata pertahanan Moskow itu tidak akan memengaruhi kegiatan militer AS di kawasan tersebut.

Israel sendiri juga tetap berkomitmen akan terus menyerang aset-aset militer Iran di Suriah karena dianggap sebagai ancaman terhadap Tel Aviv. Menteri Energi Yuval Steinitz mengakui bahwa S-300 adalah sistem yang pasti militer Israel dan solusi perlu ditemukan.

Namun, Menteri Kerjasama Regional Israel Tzachi Hanegbi menyombongkan kemampuan siluman F-35 yang dia klaim tidak dapat dideteksi oleh sistem rudal S-300 Rusia.

Jurnalis terkemuka yang berbasis di Beirut, Martin Jay, percaya bahwa pengiriman S-300 Rusia menunjukkan Israel siapa yang bertanggung jawab dan tidak ditujukan untuk konfrontasi terbuka. “Saya pikir semua pertaruhan dibatalkan sekarang. Rusia menunjukkan Israel yang bertanggung jawab dan itu tidak akan lagi omong kosong,” katanya kepada Russia Today, yang dikutip Minggu (7/10/2018).






Credit  sindonews.com