Kim Jong-un memberi penghargaan untuk tim ilmuwannya dan bersumpah akan mengembangkan lebih banyak senjata. (KCNA via REUTERS)
Para analis dan sejumlah pejabat pemerintahan menilai Hwasong-15 yang diuji coba pada 29 November lalu bisa mencapai seluruh daratan utama Amerika Serikat.
Walau demikian, para pakar meyakini Korea Utara masih mempunyai beberapa aspek teknis yang mesti ditingkatkan sebelum bisa sepenuhnya mencapai tujuan mengembangkan rudal nuklir pengancam Amerika Serikat.
Kim Jong-un menyatakan para ilmuwan dan pekerjanya akan terus mengembangkan "lebih banyak persenjataan dan perlengkapan terbaru" untuk "menopang kekuatan nuklir dalam kualitas dan kuantitas," kata kantor berita pemerintah Korut, dikutip Reuters pada Rabu (13/12).
Pemimpin Korea Utara itu berbicara di penutupan konferensi persenjataan yang digelar selama dua hari untuk merayakan keberhasilan Hwasong-15. Kim juga mengatakan Korea Utara mesti mengembangkan senjata yang lebih beragam.
Kim secara pribadi menganugerahkan medali kepada orang-orang "di bidang ilmu pertahanan yang dengan tulus dan sempurna menjalankan rencana Partai untuk membangun kekuatan nuklir strategis, dengan sukses meluncurkan ICBM Hwasong-15 dan mendemonstrasikan martabat dan kekuatan negara kita kepada seluruh dunia."
Anggota tim yang tak disebutkan namanya itu diberikan beberapa medali, termasuk medali Kim Il-Sung dan medali Kim Jong-il, penghargaan tinggi Korut.
Selai medali, KCNA menyatakan para ilmuwan dan pejabat itu diberi jam tangan dengan ukiran nama Kim Il-sung dan Kim Jong-il, pendiri negara dan putra sekaligus penerusnya.
"Dia dengan khidmat mendeklarasikan bahwa pengembangan sistem senjata strategis baru itu termasuk bom-A, bom-H dan ICBM Hwasong-15 dengan upaya dan teknologi pribumi dan realisasi tujuan besar menjadi negara nuklir," bunyi artikel KCNA merujuk kepada Kim.
Negara terisolasi ini sempat menyatakan berhasil menguji coba bom atom dan bom hidrogen setelah melakukan enam kali pengujian sejak 2006 lalu. Terakhir kali, Korut menyatakan telah menguji coba nuklir pada September lalu, meski negara-negara lain tidak bisa mengonfirmasinya.
Credit cnnindonesia.com