Senin, 04 September 2017

Ilmuwan Temukan Teks Bahasa yang Sudah Punah


Dari 200.000 koleksi buku langka yang terdapat di Long Room, terdapat salah satu salinan yang tersisa dari kejadian proklamasi Republik Irlandia pada 1961, Kitab Kells. Kitab Kells yang merupakan manuskrip kuno tersebut telah berusia lebih dari 1200 tahun. boredpanda.com
Dari 200.000 koleksi buku langka yang terdapat di Long Room, terdapat salah satu salinan yang tersisa dari kejadian proklamasi Republik Irlandia pada 1961, Kitab Kells. Kitab Kells yang merupakan manuskrip kuno tersebut telah berusia lebih dari 1200 tahun. boredpanda.com.

CB, California - Ilmuwan dari Early Manuscripts Electronic Library, Amerika Serikat, menemukan beberapa teks bahasa yang telah punah di Kapel Saint Catherine, Mesir. Seperti dilansir dari laman Ancient Origins, Ahad, 3 September 2017, teks-teks tersebut ditulis dalam bahasa Arab, Yunani, Ethiopia, Koptik, Armenia, dan Siriak.

Ada juga bahasa Kaukasia Albania yang ditemukan dari ukiran-ukiran terpisah. Juga, bahasa Aram Palestina Kristen yang punah setelah abad ke-12. Selain itu, teks berbahasa Latin yang belum terungkap isinya. Tulisan ini, menurut laman Sinai Palimpset Project, termasuk ke dalam golongan tulisan Latin awal.

Tim pula menemukan tiga teks medis dari era Yunani kuno yang isinya belum pernah diungkap. Salinan tulisan Hippocrates juga ditemukan bersamaan dengan teks medis tersebut.

"Naskah-naskah kuno ini ditemukan di dalam gua dekat Kapel pada Abad ke-20, tersembunyi di bawah teks lain," kata Michael Phelps, peneliti dari Early Manuscripts Electronic Library di California. Koleksi tersebut, menurut dia, tak kalah dengan koleksi perkamen dari punya Perpustakaan Vatikan.

Ribuan teks tersebut terungkap menggunakan metode pencitraan terbaru. Cara ini bisa mengungkap teks-teks yang terhapus dan tertimpa di atas teks lain, yakni menggunakan spektrum cahaya yang berbeda. "Teks yang terhapus itu meninggalkan sisa-sisa yang jelas jika diungkap dengan teknik yang tepat," ujar Phelps.


Kapel Saint Cahtherine dibangun antara 548-565 M. Kapel ini menjadi salah satu tujuan ziarah Kristen Ortodoks. Namun, ditutup untuk umum pada 2015 atas alasan keamanan. Kini, hanya biarawan dan yang ada di sana.

Kementerian Kepurbakalaan mengumumkan temuan teks tersebut diumumkan pada Agustus lalu. Laman berita The Independent menyebut temuan ini terungkap tepat waktu, mengingat ancaman serius dari ISIS atau kelompok ekstremis sejenis lainnya yang kerap menghancurkan situs sejarah




Credit  TEMPO.CO