Rabu, 01 Maret 2017

Korut Eksekusi Lima Pejabat dengan Senjata Pertahanan Udara

 
Korut Eksekusi Lima Pejabat dengan Senjata Pertahanan Udara  
Korut dilaporkan mengeksekusi mati lima pejabat negaranya menggunakan senjata pertahanan udara karena memberikan laporan yang salah kepada Kim Jong-un. (Kyodo/via Reuters)
 
Jakarta, CB -- Korea Utara dilaporkan mengeksekusi mati lima pejabat negaranya menggunakan senjata pertahanan udara karena memberikan laporan yang salah kepada pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un.

Intelijen Korea Selatan melaporkan, kelima orang ini merupakan pejabat setingkat wakil menteri di jajaran Kementerian Keamanan Negara. Mereka bekerja di bawah Kepala Keamanan Negara, Kim Won Hong, yang sudah dipecat akibat kesalahan informasi ini.

"Kim Won Hong, kepala keamanan negara, sedang menjadi tahanan rumah setelah penyelidikan dan lebih dari lima pejabat setingkat wakil menteri yang bekerja di bawahnya dieksekusi menggunakan senjata pertahanan udara," ujar anggota parlemen Korsel, Kim Byung-kee, setelah menerima laporan dari intelijen.

Kepada CNN, Byung-kee mengatakan bahwa masih ada kemungkinan pejabat lain dieksekusi seiring dengan perkembangan penyelidikan terhadap Kementerian Keamanan Negara Korut.

Seorang anggota parlemen Korsel yang turut hadir dalam sesi pemaparan intelijen, Lee Cheol-woo, mengatakan bahwa Kim Jong-un juga memerintahkan penarikan semua patung Kim Jong-il dari gedung kementerian tersebut.

"Kim Jong-un memerintahkan patung Kim Jong-il ditarik dari Kementerian Keamanan Negara karena mereka dianggap tidak layak memiliki patung itu," ucap Cheol-woo.

Cheol-woo kemudian menjabarkan, Kementerian Keamanan Negara memegang kewenangan yang sangat besar karena berperan sebagai badan intelijen. Mereka juga mengatur semua kamp-kamp penjara dan mengawasi setiap pergerakan pejabat partai, juga warga sipil.

Pemerintah Korut sendiri selalu menampik keberadaan kamp-kamp penjara itu. Namun menurut Amerika Serikat, Kim Won Hong kerap memerintahkan pemukulan, rekayasa kelaparan, pelecehan seksual, pemaksaan aborsi, dan pembunuhan anak di kamp-kamp tersebut


Credit  CNN Indonesia