Selasa, 07 Juni 2016

Presiden Jokowi Menjadi Nama Salah Satu Pulau di Selayar


 
Presiden Jokowi Menjadi Nama Salah Satu Pulau di Selayar
Dalam menggenjot pariwisata, Pemkab Kepulauan Selayar menamai sebuah pulau di wilayah mereka dengan nama presiden, Jokowi Island. Foto: Dok/Ilustrasi


JAKARTA - Gencarnya promosi wisata yang dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan dukungan penuh Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat daerah ikut bergairah. Mereka berlomba mengembangkan potensinya masing-masing.

Tak mau ketinggalan, Pemkab Kepulauan Selayar menamai sebuah pulau di wilayah mereka dengan nama presiden, Jokowi Island. Selayar yang terdiri dari 130 pulau masih memiliki potensi yang belum terjamah.

“Pemberian nama ini merupakan bentuk penghargaan kepada Presiden Jokowi yang begitu serius mengembangkan potensi wisata di seluruh wilayah Tanah Air,” ujar Bupati Selayar, Basli Ali dalam keterangannya yang dilansir Sindonews, Senin (6/6/2016).

Hadirnya Jokowi Island di Kepulauan Selayar diharapkan bisa menjadi daya tarik tersendiri. Daerah di ujung Selatan Pulau Sulawesi ini memang begitu gencar mengembangkan seluruh potensi alam yang mereka miliki.

Di bidang pariwisata, Pemkab Kepulauan Selayar telah menjalin komunikasi dengan Kemenpar. Lahan untuk pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata seluas 400 ha disiapkan. Tinggal menanti masuknya investor untuk segera memulai proses pembangunan.   

Selain itu, juga disiapkan lahan 5.000 ha yang akan digunakan untuk lahan Kawasan Ekonomi Khusus Industri Logistik Maritim.

“Kami sangat serius. Sekaranglah saatnya Selayar bangkit dengan seluruh potensi yang kami miliki. Kalau bukan sekarang kapan lagi kita mencoba sejajar dengan daerah lain,” tegas Basli.

Saat ini, pemerintahan Presiden Jokowi memang tengah giat membangun Indonesia melalui fondasi pariwisata. Baru kali ini sektor pariwisata menjadi prioritas, selain infrastruktur, pangan, energi dan maritim.

“Saya harus jujur mengakui kalau dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya, Jokowi paling serius mengembangkan Pariwisata Indonesia. Terlihat dari struktur anggaran yang berani tanpa bada basi menaikkan dalam persentasi yang siginifikan," terang Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Haryadi Sukamdani.

Setelah 10 top destinasi, Kemenpar juga akan menambah kawasan pariwisata lagi. Riau, Sumbar, Jabar, dan Sulsel makin bersaing untuk bangkit. Itu akan menjadi legenda baru bagi republik ini yang mensejahterakan masyarakat dengan model yang berkelanjutan. Riau, Sumbar, Jabar, dan Sulsel dan seterusnya yang akan switch ke model pembangunan pariwisata yang sustainable.

Pariwisata diam-diam sudah mendrive, konsep Indonesia Incorporated, soliditas bersama untuk bangsa. Ada sinergi BUMN, ada Lembaga dan Kementerian lain yang sekarang bersatu untuk membangun pariwisata. "Ini perkembangan yang bagus," katanya.

Kebetulan, pariwisata Indonesia juga tidak buruk. Berdasarkan tour and travel competitiveness index versi World Economic Forum (WEF), dengan kualitas layanan berstandar global, pariwisata Indonesia unggul di price. Indonesia juga kuat di nature dan culture, destinasinya banyak, alamnya indah. Dan  budayanya pun sangat kuat.

"Yang dibutuhkan saat ini tinggal pembenahan. Misal, turis dari negara-negara bebas visa kunjungan jangan lagi digiring ke visa on arrival," tandas Haryadi.


Credit  Sindonews