Jumat, 24 Juni 2016

Inggris Pilih Keluar dari Uni Eropa


 
Inggris Pilih Keluar dari Uni Eropa  
Perhitungan sebagian besar suara yang masuk pada referendum Uni Eropa menunjukkan mayoritas warga Inggris memilih keluar dari blok 28 negara itu. (Reuters/Toby Melville)
 
Jakarta, CB -- Perhitungan sebagian besar suara yang masuk pada referendum Uni Eropa untuk menentukan keanggotaan Inggris di Uni Eropa menunjukkan bahwa mayoritas warga Inggris memilih keluar dari blok 28 negara itu.
CNN melaporkan bahwa dari perhitungan suara di 98 persen distrik di seluruh Britania Raya, sebanyak 51,82 persen suara menyatakan Inggris harus keluar dari Uni Eropa. Sementara, hanya 48,18 persen suara yang menyatakan Inggris harus tetap berada di blok itu.


Dengan hasil ini, maka dipastikan Inggris akan keluar dari Uni Eropa, dan tidak ada kemungkinan kubu 'Tetap' akan menang. Inggris akan menjadi negara pertama yang keluar dari Uni Eropa.

"Saya sekarang berani bermimpi bahwa fajar akan datang dan menyinari Britania Raya yang merdeka," kata Nigel Farage, pemimpin partai nasionalis UKIP yang mendukung Inggris berpisah dari Uni Eropa.

Meski demikian, perhitungan suara masih terus dilakukan. Namun hingga saat ini perhitungan suara sudah masuk dari hampir 382 distrik di seluruh Britania Raya.

Dengan hasil ini, para pemimpin Eropa juga diperkirakan harus menghadapi sentimen anti-Uni Eropa yang akan menguat di penjuru Benua Biru itu usai referendum Brexit.

Sebelumnya,  Perdana Menteri David Cameron mendesak warga Inggris untuk memilih tetap berada di Uni Eropa, dan terus memperingatkan bahwa keluar dari Uni Eropa berisiko besar terhadap sektor perdagangan dan investasi, kemungkinan terjadi resesi, melemahkan pound sterling dan membuat harga bahan pokok dan biaya liburan menjadi lebih mahal.

"Terima kasih untuk semua orang yang memilih Inggris tetap kuat, lebih aman dan lebih baik di Eropa - dan ribuan penggiat kampanye 'Tetap' di seluruh Inggris," kata Cameron di akun Facebook miliknya.




Credit  CNN Indonesia



Inggris Jadi Negara Pertama yang Hengkang dari Uni Eropa


Inggris Jadi Negara Pertama yang Hengkang dari Uni Eropa 
 Perhitungan sementara hasil Referendum Brexit menunjukkan Inggris akan menjadi negara pertama yang keluar dari Uni Eropa. (Reuters/Toby Melville)
 
Jakarta, CB -- Perhitungan suara hasil Referendum Brexit menunjukkan mayoritas warga Inggris memilih 'keluar', membuat negara itu menjadi negara pertama yang hengkang dari Uni Eropa.

CNN melaporkan bahwa dari perhitungan suara di 98 persen distrik di seluruh Britania Raya, sebanyak 51,82 persen suara menyatakan Inggris harus keluar dari Uni Eropa. Sementara, hanya 48,18 persen suara yang menyatakan Inggris harus tetap berada di blok itu.

Hampir 46,5 juta orang terdaftar mengikuti referendum pada Kamis pekan ini. Para politisi pendukung Brexit telah menyuarakan kemenangan mereka, salah satunya pemimpin partai sayap kanan Inggris, UKIP, Nigel Farage.

"Saya sekarang berani bermimpi fajar kemerdekaan Inggris mulai datang," kata Farage yang juga mendesak Perdana Menteri David Cameron segera mundur jika "keluar" menang.

Sejarawan Simon Schama kepada CNN mengatakan Inggris akan menjadi negara pertama yang akan meninggal Uni Eropa, dan menurutnya hal itu akan menjadi bencana.

"Kita tengah berada di ujung tanduk yang berbahaya soal integritas dan persatuan Eropa. Jadi jika Inggris meninggalkan Uni Eropa, kita akan memasuki periode yang sangat gelap dan berbahaya di Eropa dan juga sejarah dunia," kata Schama.

Pasar finansial kisruh di tengah referendum dengan nilai mata uang pound sterling dan euro yang anjlok. Para ekonom memprediksi, perekonomian Inggris akan hancur jika meninggalkan Eropa.

Sebelumnya pada 1982, Greenland juga telah menyatakan keluar dari Uni Eropa. Namun Greenland adalah pulau yang merupakan bagian dari Denmark, sementara Inggris sebuah negara.

Bagi Uni Eropa, keluarnya Inggris juga menjadi bencana, masa depan blok negara-negara Eropa itu dipertanyakan.

Pasalnya, Inggris adalah negara ekonomi terbesar di Uni Eropa setelah Jerman. Inggris menyumbang seperenam dari total perekonomian Uni Eropa.

Secara politik dan keamanan Inggris juga memegang peran penting. Inggris adalah negara pemilik senjata nuklir di Eropa serta memiliki hak veto di dewan Keamanan PBB.


Credit  CNN Indonesia